Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Pangan Lokal Seperti Daun Kelor, Jagung Hingga Sagu Bisa Cegah Stunting 

Ada beberapa pangan lokal yang bisa bantuk cegah stunting. Daun kelor dan sagu misalnya.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pangan Lokal Seperti Daun Kelor, Jagung Hingga Sagu Bisa Cegah Stunting 
NET
ILUSTRASI : daun kelor 

Pangan Lokal Seperti Daun Kelor, Jagung Hingga Sagu Bisa Cegah Stunting 
 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo singgung soal pemanfaatan produk lokal untuk cegah stunting

Lantas produk lokal seperti apa yang bisa dikonsumsi untuk cegah stunting? 

Baca juga: Ungkap Kesederhanaan Indah Permatasari, Arie Kriting Rela Berburu Daun Kelor Agar Istri Bahagia

Lebih lanjut Hasto mengungkapkan ada beberapa pangan lokal yang bisa bantuk cegah stunting

"Sebetulnya kunci stunting itu kan protein hewani. Terutama yang mengandung DHA, omega tiga, itu telur, ikan," ungkapnya dalam Rapat Koordinasi Teknis Percepatan Penurunan Stunting tahun 2023, di Jakarta Kamis (5/10/2023). 

Selain itu, ada produk lokal lain yang murah dan bisa digunakan untuk cegah stunting
Misalnya saja seperti daun kelor. 

BERITA REKOMENDASI

"Sayur mayur saya kira banyak sekali. Daun kelor saja sudah mengandung zat protein banyak sekali," jelas Hasto. 

Baca juga: Herbal yang Mengandung Meniran Hijau, Daun Kelor, Temulawak dan Madu Hutan Mampu Jaga Tahan Tubuh

Beras pun bisa diganti dengan pangan khas Indonesia seperti jagung, hingga sagu. 

"Kalau beras harganya naik saat ini, bisa diganti jagung, sagu, banyak sekali pangan untuk makanan lokal sangat cukup, sangat ada dan tersedia saat ini," jelas Hasto. 

Dan masih banyak lagi produk pangan lokal yang bisa dikonsumsi masyarakat untuk bantu turunkan stunting. 

Lebih lanjut, pihaknya mengritik soal konsumsi mi sebagai lauk nasi. 


"Orang itu kan sering mi. Tapi banyak nasi untuk lauk mi. Yang kita kritik ya, makan nasi lauknya mi. Kalau mau makan mi kan boleh. Tetapi kalau bisa tetap ada telur, tetap ada ikan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas