Pengalaman Sripin Jalani Pengobatan Diabetes dengan Program JKN
Dari pengalamannya menggunakan JKN selama ini, Sripin menghimbau kepada masyarakat yang belum terdaftar dalam Program JKN agar segera mendaftar.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Pada usianya yang sudah setengah abad lebih, kondisi kesehatan Sripin (58) tentu tidak seperti dulu lagi, beberapa penyakit sudah mulai dialami Sripin. Namun dirinya bersyukur, karena warga Kediri ini sudah terdaftar dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Saya periksa selalu pakai JKN yang ditanggung oleh pemerintah, saya diberi dari kantor desa. Biasanya saya pakai untuk periksa darah tinggi, jantung, dan gula,” ucapnya.
Sripin mengaku, sudah sejak lima tahun yang lalu menyintas diabetes melitus. Mulanya, ia merasa tidak enak badan dan beberapa bagian tubuhnya sakit. Akhirnya Sripin memutuskan untuk memeriksakan ke fasilitas kesehatan.
“Saya punya sakit gula itu sejak lima tahun yang lalu. Awalnya badan saya lemas, kaki sakit, dan tangan suka kesemutan. Setelah diperiksa ternyata kadar gula saya tinggi, sekitar 400,” ujar Sripin.
Dari hasil pemeriksaan pertamanya itu, Sripin sampai harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Sampai saat ini Sripin harus menjalani suntik insulin secara rutin untuk menjaga kestabilan kadar gula darahnya.
“Karena ketahuan di pemeriksaan awal itu akhirnya saya menjalani rawat inap di rumah sakit. Sekarang saya rutin suntik insulin, sehari empat kali, dan kontrol setiap bulan,” jelasnya.
Pada tahun 2020 Sripin diketahui juga memiliki tekanan darah tinggi/hipertensi. Baru-baru ini, Sripin mengaku pernah menjalani rawat inap sebanyak tiga kali karena pusing dan lemas, diagnosa dokter Sripin mengalami vertigo.
“Kemudian di tahun 2020 ternyata tekanan darah saya juga tinggi. Saya juga pernah rawat inap sebanyak tiga kali, karena pusing dan lemas. Dokter bilang saya vertigo. Kejadian ini baru-baru saja saya alami. Diborong semua penyakitnya, tetapi alhamdulillah sekarang kondisi saya sehat,” kata Sripin sambil tersenyum.
Sebagai pensiunan karyawan perusahaan swasta yang kini berdagang, Sripin bersyukur selama ini proses pengobatannya tidak dipungut biaya sama sekali. Ibu dua orang anak ini mengatakan akan merasa kesulitan apabila tidak ada Program JKN.
“Rasanya senang, bersyukur alhamdulillah, periksa gratis, kalau tidak ada Program JKN susah sekali karena kalau orang tidak mampu rasanya biaya berobat pasti mahal. Saya suntik insulin sekali saja biayanya sekitar 100 ribu rupiah, kalau sebulan berapa,” ucapnya.
Meskipun sebagai peserta yang iuran JKN ditanggung oleh pemerintah, pelayanan kesehatan Sripin tidak dibedakan dengan pasien umum maupun peserta JKN segmen lainnya. Ia mengaku, selama ini mendapatkan pelayanan yang baik.
“Pelayanannya baik sekali, tidak dibedakan dengan pasien umum pokoknya kalau sakit langsung ditangani. Seperti saya yang pernah masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) langsung ditangani oleh pihak rumah sakit,” terang Sripin.
Dari pengalamannya menggunakan JKN selama ini, Sripin menghimbau kepada masyarakat yang belum terdaftar dalam Program JKN agar segera mendaftar, apalagi yang sedang sakit. Menurutnya penting memiliki JKN, karena harta bisa habis ketika sakit tidak menggunakan JKN.
“Kasian kalau sakit tidak punya JKN, harusnya masyarakat itu punya JKN, kalau sakit sewaktu-waktu bisa langsung ditangani. Kalau tidak punya JKN rasanya pasti sulit, mencari untuk biaya berobat kesana kemari. Bisa habis hartanya kalau tidak pakai JKN,” jelasnya.
Sripin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mendaftarkannya dalam Program JKN. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan karena pelayanan kesehatan Program JKN baik. Sripin berharap program ini terus ada untuk membantu masyarakat, khususnya masyarakat tidak mampu.
“Kalau tidak ada Program JKN kasihan orang-orang yang tidak mampu, pasti kesulitan waktu berobat. Apalagi sekarang penyakit macam-macam, dan biayanya mahal,” pungkasnya.