Pengendalian Angka Kelahiran Belum Maksimal, ASN Diminta Jadi Motivator Dua Anak Lebih Sehat
ASN diharapkanmemotivasi masyarakat bahwa dua anak lebih sehat demi targetkan pengendalian angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) .
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Demi bisa wujudkan Indonesia Emas 2045, Indonesia targetkan pengendalian angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) ada di angka 2,1.
Sejumlah daerah di Indonesia memang telah mencapai target.
Baca juga: Jakarta Urutan Pertama Tata Kota Terburuk di Dunia versi RTF, Wagub Ariza: Kami Akan Pelajari
Di antara seperti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yaitu 1,93, Jawa Timur di angka 2,01 dan Sulawesi Utara ada di 2,04.
Beberapa daerah lain juga mengikuti seperti Sulawesi Utara, DKI Jakarta hingga Bali.
Namun, masih ada daerah yang angka TFR di atas 2,2.
Misalnya seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), angka TFR berada di 2,92, Papua sebesar 2,88 dan Papua Barat di 2,62.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K)dalam Seminar Nasional ASN Peduli Kependudukan (ASNPK) di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
"Rata-rata melahirkan atau kita kenal TFR relatif terkontrol sejak 1971 sampai hari ini.
Tapi ingat terkontrol, belum merata," ungkapnya di Jatinangor Sumedang, Selasa (31/10/2023).
"Ada 10 provinsi yang masih di angka 2,2 dan juga masih ada banyak provinsi lain di atas 2,5," tambah Hasto.
Karenanya, Hasto pun berharap pada Aparatur Sipil Negara (ASN) bisa memotivasi masyarakat bahwa dua anak lebih sehat.
"Jadi PNS memberikan contoh dua anak lebih sehat. Saya kira itu penting untuk selalu dikampanyekan (pada) daerah rata-rata kehamilan masih cukup tinggi," jelas Hasto.
Selain itu, Hasto pun berharap pada ASN untuk jadi teladan bagi wilayah masing-masing.
"Inilah saya berharap mereka di NTT, Papua, Papua Barat, ikutlah bagaimana kita bisa mengendalikan jumlah anak masih harus diperhatikan," kata Hasto menambahkan.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa para ASN harus menyadari pentingnya peningkatan kualitas penduduk untuk menyambut bonus demografi.
Pembangunan sumber daya manusia, harus, ditingkatkan supaya bonus demografi dapat dimanfaatkan secara optimal.
Hasto berpesan kepada seluruh praja IPDN yang bakal menjadi abdi negara untuk memperhatikan pembangunan yang mengarah pada peningkatan kualitas penduduk