Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Pneumonia Masih Jadi Penyebab Kematian Anak, Ini Empat Cara Pencegahan

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO ungkap pada 2022, setiap 43 detik anak meninggal karena pneumonia di dunia.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pneumonia Masih Jadi Penyebab Kematian Anak, Ini Empat Cara Pencegahan
Instagram @zaskiaadyamecca
Zaskia Adya Mecca mengabarkan anak ketiganya, Bhai Kaba Bramantyo idap Pneumonia hingga saturasi oksigen turun di angka 86. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO ungkap pada 2022, setiap 43 detik anak meninggal karena pneumonia di dunia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO ungkap pada 2022, setiap 43 detik anak meninggal karena pneumonia di dunia.

Sedangkan di Indonesia, penumonia masih jadi penyebab kematian nomor satu akibat penyakit infeksi.

Baca juga: BPOM Serahkan Izin Edar Vaksin Valenina untuk Anak Indonesia Bebas Pneumonia

Setiap satu jam, 2-3 balita meninggal karena pneumonia.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Magister Sains Psikologi Perkembangan Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi.

Lebih lanjut, ia pun ungkap lima cara mencegah kematian akibat pneumonia.

Pertama, jangan sampai bakteri, virus hingga jamur masuk ke saluran pernapasan.

Baca juga: Pneumonia Jadi Penyakit Paling Banyak Diderita Jemaah Haji 

Berita Rekomendasi

Cara mencegahnya adalah jangan lupa cuci tangan sebelum memegang bayi atau balita.

Jangan mencium dengan mulut atau hidung atau sebaliknya.

Jangan mencium mulut mau pun hidung bayi.

"Karena kalau bapak dan ibu di tenggorokan atau saluran nafas ada kuman, maka akan pindah ke bayinya," ungkapnya dalam diskusi edukatif dengan tema “Lindungi Generasi Bangsa, #CegahPneumoniaAnak Melalui Vaksinasi oleh MSD di Jakarta, Senin (6/11/2023).

Selain itu, jika orang dewasa mengalami batuk atau pilek maka jauhi anak.


Kedua, hindari asap hingga debu baik di dalam dan luar rumah.

MASIH DIKEPUNG ASAP -- Kondisi udara Kota Palembang pada dinihari hingga menjelang pagi masih berkabut asap tebal, Senin (30/10/2023). Hingga kini kota Palembang masih dikepung asap karhutla. Indeks udara kota Palembang diposisi berbahaya dan jarak pandang terbatas. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)
MASIH DIKEPUNG ASAP -- Kondisi udara Kota Palembang pada dinihari hingga menjelang pagi masih berkabut asap tebal, Senin (30/10/2023). Hingga kini kota Palembang masih dikepung asap karhutla. Indeks udara kota Palembang diposisi berbahaya dan jarak pandang terbatas. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat) (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)

Berbagai sumber asap yang perlu dihindari seperti rokok, dapur, kendaraan, dan sebagainya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas