Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kasus Kematian Kanker Paru-Paru Tinggi, Berikut Tiga Upaya Tingkatkan Harapan Hidup Pasien

Kanker Paru-Paru menjadi jenis kanker dengan kasus kematian paling tinggi di Indonesia. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kasus Kematian Kanker Paru-Paru Tinggi, Berikut Tiga Upaya Tingkatkan Harapan Hidup Pasien
ISTIMEWA
Ilustrasi kanker paru, lakukan deteksi dini untuk cegah stadium lanjut. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kanker Paru-Paru menjadi jenis kanker dengan kasus kematian paling tinggi di Indonesia. 

Sebanyak 34.783 orang terdiagnosis, dan 30.483 di antaranya meninggal.

Baca juga: Kanker Paru-Paru Alami Peningkatan, Pertahun Ada 34 Ribu Kasus Baru

Angka kematian pun dapat mencapai 43.900 pada 2030 jika tidak ada peningkatan terhadap diagnosis dan penatalaksanaan kanker paru.

Namun, angka harapan hidup pasien kanker paru-paru sebenarnya bisa ditingkatkan.

Hal ini diungkapkan oleh Pakar Onkologi Toraks RSUP Persahabatan dan Direktur Eksekutif Asosiasi Studi Onkologi Toraks Indonesia (IASTO) Prof. dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K). 

Prof Elisna mengungkapkan jika ada tiga upaya yang bisa meningkatkan harapan hidup penderita kanker paru-paru. 

Baca juga: Kanker Paru-Paru Picu Tingginya Angka Kematian, Jangan Remehkan Gejalanya, Mirip Gangguan Pernapasan

BERITA REKOMENDASI

"Meningkatkan angka harapan hidup ada tiga upaya," ungkapnya pada Konferensi Pers "Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker Paru Lewat Pemeriksaan Molekuler dan Imunohistokimia (IHK) yang Komprehensif" di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Pertama adalah melakukan skrining. 

Skrining merupakan kegiatan pemeriksaan pada orang yang sehat namun punya faktor risiko. 

Kedua, deteksi dini.

Deteksi dini serupa dengan skrining. Bedanya, deteksi dini dilakukan saat seseorang seduah menunjukkan gejala atau tanda. 


Ketiga, jika sudah didiagnosis dan terbukti mengalami kanker paru-paru, maka perlu mendapatkan penanganan yang tepat. 

Dilakukan pemberian terapi yang optimal dan sepsifik.

Agar pasien mendapatkan penanganan yang tepat, maka diperlukan pemeriksaan yang spesifik. 

Seiring berkembangnya zaman, saat ini sudah ada pemeriksaan molekuler dan Imunohistokimia (IHK) sebagai standar diagnosis pasien kanker paru bukan sel kecil (KPBSK).

Pemeriksaan ini untuk mendukung pengambilan keputusan dalam penggunaan  terapi target seperti pemeriksaan ALK (Anaplastic Lymphoma Kinase) dan PD-L1 (Programmed Death-Ligand 1).

Saat ini, RSUP Persahabatan pun bekerjasama dengan Roche Indonesia menyediakan pemeriksaan ALK dan PD-L1 dengan metode Imunohistokimia (IHK) secara cuma-cuma.

Hingga ini telah melayani 30–50 pemeriksaan dalam sebulan. 

Pemeriksaan tersebut dapat membantu pasien untuk mendapatkan diagnosis yang terstandar sehingga pengobatan pun lebih cepat dan tepat. 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas