Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Wapres Ma'ruf Amin Minta Pemkab Jember Petakan Kantong Wilayah Stunting dan Perbaiki Layanan

Kedua, Ma'ruf meminta agar kolaborasi percepatan penurunan stunting antara pemerintah pusat dan daerah dengan sektor swasta, perguruan tinggi,

Penulis: Gita Irawan
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Wapres Ma'ruf Amin Minta Pemkab Jember Petakan Kantong Wilayah Stunting dan Perbaiki Layanan
Tribunnews.com/Gita Irawan
Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin dalam acara Penyerahan Bantuan Program Stunting di Kabupaten Jember pada Rabu (6/12/2023). 

Dengan demikian, kata dia,kesadaran masyarakat akan terbangun, dan timbul keinginan untuk turut berpartisipasi aktif dalam mempercepat penurunan stunting.

"Saya harapkan program kerja sama ini terlaksana dengan tepat sasaran dan berkelanjutan, serta menginspirasi banyak pihak lain di Kabupaten Jember untuk ikut berkontribusi nyata menurunkan angka stunting," kata dia.

Petugas mengukur tinggi badan balita di Pos Kesehatan Kelurahan Bandungrejosari, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (10/8/2023). Sebanyak 43 balita beresiko stunting mendapatkan tambahan gizi makanan. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang menyebut terdapat 1.950 orang yang menjadi pendamping keluarga untuk membantu mencegah dan menurunkan angka stunting di Kota Malang yang terdiri dari bidan, kader keluarga berencana dan kader PKK. SURYA/PURWANTO
Petugas mengukur tinggi badan balita di Pos Kesehatan Kelurahan Bandungrejosari, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (10/8/2023). Sebanyak 43 balita beresiko stunting mendapatkan tambahan gizi makanan. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang menyebut terdapat 1.950 orang yang menjadi pendamping keluarga untuk membantu mencegah dan menurunkan angka stunting di Kota Malang yang terdiri dari bidan, kader keluarga berencana dan kader PKK. SURYA/PURWANTO (SURYA/PURWANTO)

Menurut Ma'ruf, stunting masih menjadi persoalan besar yang mendesak untuk diselesaikan bersama. 

Stunting, kata dia, tidak hanya berdampak pada kondisi fisik anak, melainkan juga pada kesehatan, hingga kemampuan berpikirnya.

Anak stunting, kata Ma'ruf, akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang produktivitasnya rendah, yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi, dan semakin menimbulkan persoalan ketimpangan dan kemiskinan.

Dengan kata lain, kata dia, generasi penerus yang stunting tentu akan membawa masa depan bangsa yang stunting pula.

Baca juga: KemenPPPA Minta Praktik Sunat untuk Anak Perempuan Dihentikan

Berbagai upaya Pemerintah, menurutnya telah berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 30,8 persen tahun 2018, menjadi 21,6% pada tahun 2022. 

Berita Rekomendasi

Namun, kata dia, waktu kita untuk mencapai target 14% stunting di 2024 semakin terbatas.

"Saya minta semua pihak, termasuk para pimpinan daerah, tetap fokus mengawal pelaksanaan program percepatan penurunan stunting, bahkan hingga zero stunting di tahun 2030 bisa tercapai, sebagaimana target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," kata dia.

"Untuk itu, seluruh pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah harus memastikan adanya sinergi antarprogram dari tingkat nasional hingga desa," sambung dia.

Ma'ruf juga mengapresiasi PT Semen Imasco Asiatic dan Yayasan Dewa Dewi Indonesia atas komitmen keduanya dalam mendukung percepatan penurunan stunting melalui Pemberian Bantuan Program Stunting di Kabupaten Jember

"Semoga bantuan ini semakin berkontribusi positif untuk penurunan stunting di Kabupaten Jember," kata dia.

Bantuan diserahkan kepada perwakilan warga sekitar oleh PT Semen Imasco Asiatic dan Yayasan Dewa Dewi Indonesia.

Selain itu, bantuan juga diserahkan secara simbolik kepada Bupati Jember.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas