Setwapres RI Ungkap Tantangan Stunting Tiap Daerah di Indonesia Berbeda
Tantangan penurunan stunting tiap daerah berbeda. Sehingga butuh strategi khusus agar angka stunting bisa terus ditekan.
Editor: Erik S
Menurutnya kegiatan pembuatan film hingga peliputan tentu telah dilakukan observasi permasalahan di lapangan.
Ia pun mengapresiasi karya-karya para pemenang yang menunjukkan kearifan lokal bisa bantu tekan angka stunting.
Temu Sineas Muda dan Anugerah Jurnalis TV Peduli Stunting yang diselenggarakan BKKBN
Paparan pertelevisian pada masyarakat Indonesia membuka peluang bagi BKKBN memperluas informasi terkait pentingnya membangun keluarga berencana dan mendorong perubahan perilaku cegah stunting di masyarakat.
"Karenanya, BKKBN pun bekerja sama dengan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) untuk menyebarkan informasi melalui media televisi dan audio visual," ungkap Plt. Direktur Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) BKKBN, Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si pada kesempatan yang sama.
Baca juga: Menko PMK: Pemerintah Fokus Huluisasi untuk Penanganan Stunting
BKKBN menjalin kerjasama dengan IJTI melalui kegiatan fellowship.
Yaitu berupa mentoring berbagai media kemudian menghasilkan produk jurnalistik TV.
Produk dilombakan dan diseleksi menjadi karya jurnalistik TV terbaik yang dianugerahkan oleh BKKBN.
Lomba karya jurnalistik bertema percepatan penurunan stunting menuju generasi emas diselenggarakan sejak 6 November -25 November 2023.
Menghasilkan lebih 105 karya jurnalistik TV seluruh Indonesia.
Dari 105 karya jurnalistik dikirim lalu diseleksi hingga 10 karya.
Juri pun memutuskan 6 karya mendapatkan penghargaan.
Berikut untuk daftar nama jurnalis TV yang mendapatkan penghargaan.
Juara 1 CNN Jawa Timur berjudul ‘Sentuhan Kasih Ibu Pencegah Stunting’ Lukman A. Rozaq.
Juara 2 Kompas TV Jawa Barat berjudul ‘Cegah Stunting Lewat Urban Farming’ Azzi Fardiansyah.