Bantu Wanita dengan Keterbatasan Akses, SILO Lanjutkan Program Deteksi Dini Kanker Payudara
Sebanyak 17% dari seluruh kasus kanker adalah kanker payudara dan angka kematian global akibat kanker payudara mencapai 7% di tahun 2020.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) melanjutkan komitmennya untuk mendukung perjuangan dunia melawan kanker payudara.
Dukungan yang diberikan anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) di sektor layanan kesehatan ini dengan mengurangi kesenjangan untuk para wanita di seluruh Indonesia yang memiliki keterbatasan akses, baik akses terhadap pengobatan medis, akses terhadap edukasi, maupun akses terhadap kompetensi tenaga medis.
Untuk itu, sebagai penyedia layanan kanker swasta terbesar di Indonesia, SILO akan melanjutkan program skrining kanker payudara bertajuk Selangkah (SEmangat LAwan KANker).
Program yang digelar secara nasional dan akan berlangsung pada tahun 2024 tersebut diharapkan dapat menjangkau 25.000 wanita.
Baca juga: Modernisasi Kimia Medisinal Dukung Pengembangan Obat Baru bagi Penderita Kanker Payudara dan Malaria
Adapun pada periode Maret sampai Desember 2023, program Selangkah berhasil menorehkan beberapa catatan yang menggembirakan seperti:
• 14 rumah sakit berpartisipasi untuk program Selangkah
• Sebanyak 65 desa/komunitas telah diadopsi untuk menjadi peserta Selangkah
• Lebih dari 200 korporasi, grup, dan individu telah memberikan donasi untuk menyukseskan program Selangkah
• 26.281 wanita memiliki akses untuk skrining dan 11.447 di antaranya telah terdaftar untuk melakukan skrining di salah satu Rumah Sakit Siloam
• 45.000 wanita telah menghadiri health talk dan sesi edukasi terkait dengan kanker payudara
Khusus di kawasan kota mandiri Lippo Village, Tangerang, program skrining kanker payudara yang digelar pada periode 21 Agustus - 20 Desember 2023 sukses melibatkan sekitar 1.000 wanita.
Seperti diketahui dari segi jenisnya, kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak ditemukan di dunia seperti halnya di Indonesia.
Menurut data dari The Global Cancer Observatory, sebanyak 17 persen dari seluruh kasus kanker adalah kanker payudara dan angka kematian global akibat kanker payudara mencapai 7% di tahun 2020.
Di Indonesia, kanker payudara menyebabkan 10% kematian pada seluruh penderita kanker.
Dikutip dari Kemkes.go.id, sebesar 70% pasien kanker payudara telah memasuki Stadium 3 saat terdeteksi. Namun, prognosis kemungkinan hidup pasien di Stadium 3 tersebut hanya 10-25%.
Padahal, bila dideteksi lebih awal, prognosis kemungkinan hidup pasien kanker payudara rata-rata dalam 5 tahun bisa mencapai 90-95% pada Stadium 1 dan 70-75% pada Stadium 2.
Tingginya prognosis hidup bila kanker terdeteksi di Stadium 1 dan 2 ini menunjukkan pentingnya deteksi dini untuk dilakukan oleh setiap individu, baik secara mandiri dan yang terutama pemeriksaan secara medis.
Meskipun terdapat kemajuan dalam penanganan kanker, di Indonesia ternyata masih banyak masyarakat yang belum dapat mengakses atau mendapatkan layanan kanker yang layak sehingga menyebabkan banyaknya kematian karena kanker.
Presiden Komisaris SILO sekaligus Group CEO LPKR John Riady menyampaikan dengan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dari segi skala dan inovasi, SILO berada dalam posisi strategis untuk mendukung transformasi layanan kesehatan di Indonesia yang dipimpin oleh Kementerian Kesehatan RI.
Letak geografis 41 RS Siloam yang berada di 23 provinsi di Indonesia juga menempatkan SILO dalam posisi strategis untuk menyediakan layanan skrining kanker payudara ini. Kompetensi tenaga medis dan fasilitas yang tersedia di RS Siloam juga memungkinkan untuk melakukan deteksi dini dan mendukung terciptanya layanan pengobatan kanker yang berkelanjutan.
Meski demikian, John menambahkan bahwa tanggung jawab menyediakan layanan skrining kanker payudara untuk para wanita di seluruh Indonesia yang memiliki keterbatasan akses, bukanlah tanggung jawab satu pihak saja, melainkan tanggung jawab semua pihak.