Jadi Penyebab Kebutaan Terbesar Kedua, Ketahui Faktor Risiko Glaukoma dan Kapan Lakukan Skrining
Di dunia, dari 39 juta kasus kebutaan, sebanyak 3,2 juta disebabkan glaukoma. Di Indonesia, 4 sampai 5 orang dari 1.000 orang menderita glaukoma.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Bobby Wiratama
World Glaucoma Week 2024 menganjurkan skrining menggunakan patokan usia, yaitu usia di bawah 40 tahun sebanyak 2-4 tahun sekali.
Usia 40-60 tahun sebanyak 2-3 tahun sekali, usia lebih dari 60 tahun sebanyak 1-2 tahun sekali.
“Tentunya ini hanya patokan karena akan ada faktor risiko, kemudian keluhan, hasil pemeriksaan, tentunya itu akan berbeda-beda setiap pasien,” kata Dr. Evelyn.
Glaukoma kronis tidak menimbulkan gejala. Berbeda dengan glaukoma akut yang menimbulkan gejala.
Seperti mata merah, nyeri pada mata, pandangan kabur, mual dan muntah, melihat pelangi atau lingkaran cahaya, dan penyempitan lapang pandangan.
“Yang khas itu melihat pelangi atau lingkaran cahaya, jadi gambarannya itu pas hujan kita naik mobil kita melihat dari jendela lampu di luar itu di sekitarnya ada gambaran warna-warna pelangi itu yang menjadi ciri khas orang glaukoma pada saat tekanannya tinggi,” ungkap Dr. Evelyn.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.