Kasus Perceraian 500 Ribu Per Tahun, BKKBN Khawatir soal Ketahanan Keluarga Indonesia
Kepala BKKBN Dokter Hasto mengungkapkan, kekhawatiran soal ketahanan keluarga Indonesia yang terancam karena maraknya kasus perceraian.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Kepala BKKBN Dokter Hasto mengungkapkan, kekhawatiran soal ketahanan keluarga Indonesia yang terancam karena maraknya kasus perceraian.
Diketahui, sejak tahun 2020 angka perceraian di tanah air mencapai 500 ribu kasus setiap tahunnya.
Baca juga: Viral karena Dianggap Melarang Hamil, Kepala BKKBN Ingatkan Hamil di Atas 35 Tahun Lebih Berisiko
"Kalau broken home, ketahanan keluargabya cenderung lemah. Salah satu indikator indeks keluarga itu ketentraman. Dan kalau angka perceraiannya tinggi maka ketentramannya turun," kata dia saat ditemui di kantor BKKBN, Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Dokter Hasto mengatakan, perceraian yang tinggi menjadi tantangan yang luar biasa dalam mewujudkan keluarga berencana yang berkualitas, sakinah, mawaddah, warahmah.
"Tahun-tahun terakhir ini 2020 ke atas ini selalu lebih dari 500 ribu angka perceraian. Itu luar biasa tantangannya," ujar dokter spesialis kandungan ini.
Baca juga: Ramai Soal Fenomena Turunnya Angka Perkawinan di Indonesia, Begini Kata BKKBN
Adapun indeks ketahanan keluarga selaian tentram, juga ada mandiri dan bahagia.
"Kalau seandainya banyak perceraian. Broken jome? Anak tidak terurus dengan baik, parenting nya tidak bagus, anak tidak happy bisa stunting. Karena anak tidak happy makanya tidak bagus," ungkap dokter Hasto.