Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Babe Cabita, Ini Penyebab dan Gejalanya
Anemia aplastik bisa terjadi secara tiba-tiba atau secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Komika Babe Cabita meninggal dunia, Selasa (9/10/2024). Sebelum meninggal, ia berjuang untuk sembuh dari sakit anemia aplastik.
Ia didiagnosis mengalami penyakit tersebut pada pertengahan 2023. Sempat menjalani pengobatan di beberapa rumah sakit di Jakarta dan Malaysia.
Namun, sebelum didiagnosis anemia aplastik, Babe Cabita sempat diduga mengidap demam berdarah.
Kala itu kondisi kesehatannya drop. Ia demam dan pusing.
"Pertamanya aku pusing kayak mau pingsan gitu, akhirnya dibawa ke rumah sakit. Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter bilang 'Kamu nih DBD karena positif DBD'," ucap Babe, dikutip dari YouTube TRANS TV Official, Jumat (8/9/2023).
Selama sepekan demam yang dialami Babe tidak turun. Padahal, demam yang dipicu demam berdarah biasanya berangsur turun seiring penanganan.
"Setelah seminggu, demamnya nggak turun-turun, bahkan sampai 40 (derajat)," sambung Babe Cabita.
Hingga akhirnya ia menjalani pemeriksaan lanjut dan didiagnosis mengidap anemia aplastik.
Berdasarkan keterangan dokter, Babe menyebut anemia Aplastik masuk golongan penyakit autoimun.
"Normalnya kan imun manusia itu menyerang penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Ini imun aku menyerang diri aku sendiri, tapi bagian tulang sumsum," terang suami Zulfati Indraloka ini.
Ia menjelaskan tulang sumsumnya mengalami kerusakan hingga tak bisa memproduksi sel darah merah dan sel darah putih.
"Tulang sumsumku rusak karena sudah diserang sama imun, jadi dia nggak bisa menghasilkan darah," jelasnya.
Tentang anemia aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah baru.
Mengutip Mayo Clinic, kondisi ini membuat penderita lelah dan lebih rentan terhadap infeksi serta pendarahan yang tidak terkontrol.
Anemia aplastik adalah sebuah penyakit yang langka dan serius dan dapat berkembang pada usia berapa pun.
Terkadang, anemia aplastik bisa terjadi secara tiba-tiba atau secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu.
Namun, anemia aplastik bisa saja menjadi ringan atau berat.
Perawatan untuk penderita anemia aplastik bisa termasuk obat-obatan, transfusi darah atau transplatasi sel induk, yang juga dikenal sebagai transplatasi sumsum tulang.
Gejala Anemia Aplastik
Sebenarnya, anemia aplastik tidak memiliki gejala khusus. Namun jika ada, tanda dan gejalanya bisa meliputi:
- Kelelahan
- Sesak napas
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Kulit pucat
- Infeksi yang sering atau berkepanjangan
- Memar yang tidak dapat dijelaskan atau mudah terjadi
- Mimisan dan gusi berdarah
- Pendarahan berkepanjangan akibat luka
- Ruam kulit
- Pusing
- Sakit kepala
- Demam
Penyebab
Sel induk di sumsum tulang menghasilkan sel darah—sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Pada anemia aplastik, sel induk rusak.
Akibatnya, sumsum tulang menjadi kosong (aplastik) atau hanya mengandung sedikit sel darah (hipoplastik).
Penyebab paling umum dari anemia aplastik adalah sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel induk di sumsum tulang Anda.
Faktor lain yang dapat melukai sumsum tulang dan mempengaruhi produksi sel darah antara lain:
- Perawatan radiasi dan kemoterapi. Meskipun terapi melawan kanker ini membunuh sel kanker, terapi ini juga dapat merusak sel sehat, termasuk sel induk di sumsum tulang. Anemia aplastik dapat menjadi efek samping sementara dari pengobatan ini.
- Paparan bahan kimia beracun. Bahan kimia beracun, seperti yang digunakan dalam pestisida dan insektisida, serta benzena, bahan dalam bensin, telah dikaitkan dengan anemia aplastik. Jenis anemia ini mungkin membaik jika Anda menghindari paparan berulang terhadap bahan kimia yang menyebabkan penyakit Anda.
- Penggunaan obat-obatan tertentu. Beberapa obat, seperti yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis dan beberapa antibiotik, dapat menyebabkan anemia aplastik.
- Gangguan autoimun. Gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan Anda menyerang sel-sel sehat, mungkin melibatkan sel induk di sumsum tulang Anda.
- Infeksi virus. Infeksi virus yang mempengaruhi sumsum tulang dapat berperan dalam perkembangan anemia aplastik. Virus yang dikaitkan dengan anemia aplastik termasuk hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, parvovirus B19 dan HIV.
Kehamilan. Sistem kekebalan Anda mungkin menyerang sumsum tulang Anda selama kehamilan. - Faktor yang tidak diketahui. Dalam banyak kasus, dokter tidak dapat mengidentifikasi penyebab anemia aplastik (anemia aplastik idiopatik).
Koneksi dengan kelainan langka lainnya
Beberapa orang dengan anemia aplastik juga memiliki kelainan langka yang dikenal sebagai hemoglobinuria nokturnal paroksismal, yang menyebabkan sel darah merah terurai terlalu cepat. Kondisi ini dapat menyebabkan anemia aplastik, atau anemia aplastik dapat berkembang menjadi hemoglobinuria nokturnal paroksismal.
Anemia Fanconi adalah penyakit bawaan langka yang menyebabkan anemia aplastik. Anak-anak yang lahir dengan penyakit ini cenderung lebih kecil dari rata-rata dan memiliki cacat lahir, seperti anggota tubuh yang kurang berkembang. Penyakit ini didiagnosis dengan bantuan tes darah.
Faktor risiko
Anemia aplastik jarang terjadi. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko antara lain:
Pengobatan dengan radiasi dosis tinggi atau kemoterapi untuk kanker
Paparan bahan kimia beracun
Penggunaan beberapa obat resep – seperti kloramfenikol, yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, dan senyawa emas yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis
Penyakit darah tertentu, kelainan autoimun dan infeksi serius
Kehamilan, jarang terjadi
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Penyebab Anemia Aplastik, Penyakit Langka Diderita Babe Cabita Sebelum Meninggal, Ini 12 Gejalanya, https://jatim.tribunnews.com/2024/04/09/penyebab-anemia-aplastik-penyakit-langka-diderita-babe-cabita-sebelum-meninggal-ini-12-gejalanya?page=all.