Apakah Penyakit Autoimun Bisa Dicegah? Begini Penjelasan Dokter
Autoimun adalah kondisi kesehatan di mana sistem kekebalan tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antara zat asing.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Theresia Felisiani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyebab autoimun beragam, dari genetik hingga gaya hidup. Yang jadi pertanyaan, bisakah penyakit autoimun dicegah?
Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K) menilai jika autoimun yang disebabkan genetik, maka sulit untuk dicegah.
"Bisa dicegah atau tidak, masalahnya adalah, satu, genetik itu enggak bisa diapa-apakan. Bakat itu sudah dari sananya. Jadi kalau genetik enggak bisa dicegah," ungkapnya pada media briefing virtual, Rabu (4/9/2024).
Baca juga: Makanan yang Perlu Dikonsumsi Pasien Autoimun
Namun, dari sisi faktor lingkungan atau gaya hidup, penyakit autoimun bisa dicegah.
Saat ini, banyak faktor lingkungan yang menjadi penyebab autoimun. Salah satunya polusi.
Upaya yang bisa dilakukan adalah menghindari daerah-daerah yang berpolusi tinggi. Menggunakan masker atau menjauhi sumber polusi.
Selain itu usaha yang bisa dilakukan adalah dengan memperbaiki gaya hidup lebih sehat.
Endah menambahkan jika banyak sekali autoimun yang berkaitan dengan stres hingga diet yang menyebabkan menurunnya bakteri baik dalam tubuh.
Ketidakseimbangan bakteri baik di dalam usus karena kurang makanan serat nyatanya juga bisa jadi salah satu faktor risiko.
Lebih lanjut Endah pun menyarankan masyarakat untuk meniru kehidupan zaman dahulu.
Sebagian besar masih mengonsumsi makanan yang tidak berpengawet, dan juga giat melakukan aktivitas fisik.
"Jadi bukan makanan yang diproses, bukan makanan kemasan, terus nggak stres, banyak aktivitas luar, outdoor. Mungkin kita bisa meniru seperti itu kalau kita mau mencegah penyakit autoimun," tutupnya.
Autoimun adalah kondisi kesehatan di mana sistem kekebalan tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antara zat asing.
Kondisi demikian dapat membahayakan tubuh dengan sel-sel tubuh penderitanya dan menyebabkan masalah kesehatan kronis, bahkan kematian jika menyerang organ yang memiliki peran vital.