Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Alami Menopause, Apa Masih Bisa Berhubungan Seksual? Begini Kata Dokter

Terkait hal ini, Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr Ni Komang Yeni Dhana Sari, SpOG beri penjelasan.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Alami Menopause, Apa Masih Bisa Berhubungan Seksual? Begini Kata Dokter
Healthcare Homes
Hari Menopause Sedunia 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Menopause adalah kondisi berakhirnya masa reproduksi wanita.

Setelah menopause, wanita tidak lagi bisa hamil.

Namun, apakah wanita menopause masih bisa berhubungan seks?

Baca juga: 8 Manfaat Susu Kedelai untuk Kesehatan: Tingkatkan Kesehatan Jantung hingga Kurangi Gejala Menopause

Terkait hal ini, Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr Ni Komang Yeni Dhana Sari, SpOG beri penjelasan.

Menurutnya perempuan yang mengalami menopause diperbolehkan melakukan hubungan seksual.

"Jadi berhubungan seksual menopause tentu diperbolehkan. Menopause bukan penyakit tapi memang fase baru seorang wanita memasuki usia matur," ungkapnya pada kanal YouTube RS Pondok Indah dilansir Tribunnews, Kamis (11/4/2024).

Berita Rekomendasi

Namun, memang saat seorang perempuan alami menopause, organ keintiman bisa terpengaruh karena penurunan hormon estrogen dan progestero.

Sehingga saat berhubungan, bisa terjadi kekeringan pada organ kewanitaan.

"Selain itu mungkin sering (merasa) gatal, nyeri hebat saat peneterasi karena peregangan kekenyalan sudah berkurang. Apa bila penetrasi, nyeri luar biasa," kelas.

Lebih lanjut, untuk menghadapi menopause, perempuan perlu melakukan beberapa persiapan.

"Ini tidak bisa dihindari, paling penting bagaimana penerimaan kita bahwa kita memang sudah memasuki usia itu. Tidak perlu menyangkal," imbaunya.

Lakukan persiapan pada fase menopause dengan berolahraga dan positif mental attidue.

"Bantu dengan yoga, untuk membatasi kecemasan. Mengurangi kecemasan dengan makan bergizi," ajaknya.

Terakhir, jika terjadi keluhan berat konsultasikan pada dokter.

Apakah perlu atau kontra indikasi terapi hormon pengganti.

"Kalau tidak ada kontra indikasi tentunya akan diberikan untuk mengurangi gejala dirasakan," tutup dr Yeni.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas