Diduga Dibully di Rumah Sakit, Ribuan Calon Dokter Spesialis Depresi hingga Ingin Bunuh Diri
Ribuan calon dokter spesialis depresi bahkan ingin bunuh diri setelah mengalami perundungan atau aksi bully yang diduga dialami di Rumah Sakit.
Penulis: Anita K Wardhani
Seberapa besar pengaruh bully pada kesehatan? Ternyata tak hanya kesehatan mental, fiskk pun bisa terpengaruh.
Melansir dari Verywell Family melalui situs halocod, anak-anak yang menjadi korban bullying seringkali menderita secara emosional maupun sosial. Dampaknya, mereka merasa punya harga diri rendah akibat hal-hal buruk yang menimpanya.
Korban juga cenderung mengalami berbagai macam emosi, seperti marah, tidak berdaya, frustrasi, kesepian, dan terisolasi. Ujung-ujungnya, depresi pun tak bisa dihindari.
Namun, depresi tidak disebabkan oleh penyebab tunggal. Menurut penelitian, kimia otak, hormon, genetika, pengalaman hidup, dan kesehatan fisik semuanya berperan.
Jika tidak ada intervensi, anak dapat mengembangkan kondisi yang disebut learned helplessness.
Keadaan ini timbul ketika korban bullying percaya bahwa mereka tidak dapat melakukan apa pun untuk mengubah situasi.
Korban kemudian berhenti mencoba melawan dan siklus menuju depresi bertambah parah.
Pada akhirnya, anak merasa putus asa dan berkeyakinan mereka tidak punya jalan keluar.
Depresi yang berkelanjutan kemudian memicu masalah kesehatan. Misalnya, anak jadi lebih sering sakit-sakitan akibat terus-menerus merasa cemas.
Dikutip dari Healthline, korban bullying juga dapat mengidap penyakit serius, ketidakmampuan untuk fokus hingga memiliki hubungan sosial yang buruk.
Melansir dari Verywell Mind, pengidap depresi akan sulit memilih gaya hidup yang baik. Mereka mungkin tidak mampu tidur atau makan dengan baik, serta enggan berolahraga. Pada gilirannya, faktor tersebut membuat seseorang berisiko meninggal sebelum waktunya.
(Tribunnews.com/Anita K Wardhani/ Aisyah Nursyamsi/Willy Widianto)