Dekat dengan Ibu Hamil, BKKBN: Bidan Jadi Garda Terdepan Atur Kelahiran di Masyarakat
Wahidin menyebut peran bidan saat menghadapi bonus demografi sangat penting, yakni mengatur kelahiran.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengapresiasi kegiatan pelayanan KB serentak se-Indonesia yang diinisiasi oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Dr. Drs. Wahidin, M.Kes mengatakan, bidan menjadi garda terdepan dalam pelayanan KBKR.
Saat ini, jumlah bidan di Indonesia yang tercatat di Kementerian Kesehatan adalah sejumlah 327.726 orang.
Wahidin menyebut peran bidan saat menghadapi bonus demografi sangat penting, yakni mengatur kelahiran.
Bidan bisa meyakinkan kepada ibu melahirkan itu sebelum pulang ke rumah agar diupayakan menggunakan alat kontrasepsi.
Baca juga: Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Bagi Calon Pengantin untuk Cegah Anak Stunting
Dari beberapa fakta di lapangan, terutama untuk ibu-ibu bekerja tidak memberikan Air Susu Ibu (IBU) secara teratur karena terlanjur hamil.
“Kalau kami dari BKKBN paham betul, itu terjadi karena ada peran yang luar biasa dari bidan,” kata dia membuka kegiatan di Tempat Praktik Mandiri (TPM) Bidan Dewi Fitrina, Kec. Makasar, Jakarta Timur, Rabu (8/5/2024).
Ia mengungkapkan, indikator yang penting yang harus dicapai dan perlu dukungan setidaknya ada tiga yaitu pengguna kontrasepsi modern, peserta akseptor jangka panjang dan peserta KB yang belum terlayani.
Berdasarkan hasil Pendataan Keluarga 2021, pelayanan KB di TPM Bidan sebesar 33,06 persen.
Hal tersebut menunjukkan TPM Bidan lebih dekat dengan masyarakat.
Selain itu, memiliki jangkauan lebih luas karena berpraktik di daerah- daerah yang memiliki keterbatasan akses, sehingga pelayanan KB melalui bidan menjadi salah satu alternatif solusi dalam menurunkan angka unmet need.
“Bidan merupakan garda terdepan dalam memberikan pelayanan KB sekaligus penggerak masyarakat. Melihat besarnya jumlah potensi Bidan dalam memberikan pelayanan KB, berbagai upaya terus dilakukan BKKBN untuk memberikan dukungan terhadap peningkatan akses dan kualitas Bidan dalam memberikan pelayanan KB,” tutur Wahidin.
Baca juga: Lemak Trans Akibatkan Penyakit Jantung hingga Kanker, Kemenkes Buat Peraturan Batasan Penggunaan
Pada kesempatan yang sama Ketua Umum PP IBI, Ade Jubaedah mengatakan, pihaknya terus berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaiknya dalam upaya membantu keluarga-keluarga dalam merencanakan kehamilan dan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi.
Dalam kegiatan Bakti Sosial ini juga menargetkan pencapalan Rekor Muri dengan memberikan layanan Implant secara serentak pada satu harl layanan di hari launching kegiatan (8 Mei 2024) kepada 100.000 akseptor, di seluruh Indonesia.
“Komitmen IBI untuk terus menghadirkan layanan kesehatan reproduksi yang berkualitas dan terjangkau", ucap Ade.
Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan baru 64 persen akseptor KB di seluruh Indonesia.
Bidan yang sangat dekat kepada ibu hamil diharapkan bisa membantu merencanakan kelayakan medis dan jenis kontrasepsi yang tepat dan diutamakan yang jangka panjang.
"Ini adalah tekad kita bersama menciptakan perempuan Indonesia yang sehat dan juga penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan stunting.
Kita harapkan, mari kita lakukan sesuatu yang berbeda, dan hari ini IBI membuktikan untuk meningkatkan cakupan kontrasepsi jangka panjang dilakukanlah pemasangan implan serentak di seluruh provinsi dengan terget 100 ribu akseptor, ini luar biasa. Dan mari kita lakukan sesuatu yang berbeda", terang Direktur UPL Dirjen Kesmas Kemenkes Republik Indonesia dr. Nida Rohmawati, MPH.