Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Renang Olahraga yang Cocok untuk Usia 40 Tahun Ke Atas dan Minim Cedera

Renang menjadi salah satu olahraga yang sangat dianjurkan bagi mereka berusia di atas 40 tahun.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Renang Olahraga yang Cocok untuk Usia 40 Tahun Ke Atas dan Minim Cedera
HandOut/IST
Seorang perenang dalam gaya kupu-kupu berlomba di Kejuaraan Renang Millennium Cup Sprint Challenge 2024, Sabtu dan Minggu (13-14/7/2024). Ajang ini berhasil memecahkan rekor di 50 M Gaya Kupu-kupu KU III Putri dengan catatan waktu 28,41 detik atas nama Adelia Chantika Aulia (13 tahun) Catatan Adelia 0,43 detik lebih baik dari rekor KU III sebelumnya yaitu 28,84 atas nama Bilqish Wijiningtyas. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Renang menjadi salah satu olahraga yang sangat dianjurkan bagi mereka berusia di atas 40 tahun.

Dokter Spesialis Ortopedi, Konsultan Hip & Knee, Sport Medicine RS Pelni Dr Fajar Mahda, SpOT (K) menuturkan, berenang juga menjadi olahraga minim cedera.

Saat seseorang mengalami cedera bukan tidak mungkin akan berpengaruh pada kualitas hidup seseorang, apalagi jika tidak tertangani dengan baik.

Baca juga: Dua Atlet Renang Lolos, Indonesia Punya 29 Wakil di Olimpiade Paris 2024

Renang ujar dr. Fajar, tidak memberikan beban berat pada tumit, lutut maupun tulang ekor.

Sehingga aman jika dilakukan oleh usia dewasa di atas 40 tahun.

“Renang itu bisa menggerakkan semua sendi tanpa memberikan beban. Cocok bagi usia dewasa,” kata dia saat media gathering di RS Pelni, Jakarta, Selasa (16/7/2024).

Berita Rekomendasi

Selain renang, sepeda juga disarankan. Keduanya menjadi olahraga yang bisa ditekuni setiap hari dan minim cedera.

“Sepeda juga bagus, karena sendi dan ototnya bergerak semua tanpa ada beban. Kalau lari tentu harus dipertimbangkan lagi, naik sepeda juga sudah tidak nyaman apalagi main bulu tangkis sakit, yang paling disarankan untuk usia dewasa adalah berenang,” ungkap Dr Fajar.

Ia mengatakan, nyaris semua olahraga memiliki risiko cedera namun kondisi itu bisa dihindari.

Selain menjaga muskuloskeletal (otot, tulang, sendi, ligamen, saraf) penting juga memperhatikan kesehatan jantung lewat cek kekuatan jantung dan paru (CPET).

Teknologi ini memungkinkan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan jantung dalam menyerap oksigen.

Adapun upaya lain dalam mencegah cedera dengan cara mengetahui kondisi badan melalui kekuatan otot dan sendi lewat sport fisioterapi.

Ketika Cedera

Saat mengalami cedera, akan ada penanganan awal yang dilakukan, yakni Rest (istirahat), Ice (kompres es batu untuk hilangkan peradangan), Compression (pembalutan), dan Elevation (pengangkatan).

Cedera saat olahraga sendiri memerlukan rehabilitasi fisik untuk memperkuat otot, meningkatkan fleksibilitas, dan mengembalikan fungsi normal lewat fisioterapi.

“Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan rutin demi memantau kemajuan dan menyesuaikan program perawatan," ujar dia.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas