Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kemenkes Tegaskan Penyakit Mpox Bukan karena Efek Vaksin Covid-19

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Mohammad Syahril menjelaskan, Mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Kemenkes Tegaskan Penyakit Mpox Bukan karena Efek Vaksin Covid-19
freepik
Monkeypox atau cacar monyet. Muncul di media sosial narasi yang mengklaim bahwa penyakit Mpox muncul karena efek samping vaksin Covid-19.  

Clade Ia dan Ib memiliki manifestasi klinis yang lebih berat bila dibandingkan dengan Clade II.

Pada periode 2022–2023, wabah Mpox global disebabkan oleh strain Clade IIb. Saat ini, peningkatan kasus di Republik Demokratik Kongo dan negara-negara lain disebabkan oleh Clade Ia dan Ib.

Baca juga: Virus Mpox Menyebar di Jakarta, 3 Warga Diduga Tertulari, Seorang Diantaranya Dirawat di RS

Risiko Tertular Mpox

Mohammad Syahril mengingatkan, penularan virus Mpox antar-manusia dapat terjadi melalui kontak langsung. 




Berdasarkan laporan kasus konfirmasi Mpox global, sebagian besar dialami oleh LSL atau Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki.

Kendati demikian, kasus konfirmasi Mpox juga dapat dialami kelompok masyarakat di luar LSL. 

Bahkan, anak-anak dapat terpapar Mpox jika mereka memiliki kontak erat dengan seseorang yang terinfeksi virus Mpox.

“Mpox ini penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung. Kontak langsung dapat berupa berjabat tangan, bergandengan, termasuk kontak seksual. Dalam laporan kasus Mpox di negara-negara di dunia, memang banyak terjadi pada laki-laki, hampir 96 persen laki-laki dan 60 persennya LSL,” terang Juru Bicara Syahril.

BERITA TERKAIT

Tetapi, ada pula kelompok lain yang ikut tertular. 

Mpox bisa menyerang seluruh orang, termasuk anak-anak. 

"Kalau dia tinggal bersama orangtua atau asisten rumah tangganya yang positif virus Mpox. Tertular virusnya bisa dari sprei, sarung bantal, handuk dan sebagainya," lanjutnya. 

Merujuk informasi “Frequently Asked Questions (FAQ) Mpox” yang diterbitkan Kemenkes RI pada 2024, penularan virus Mpox dapat secara tidak langsung pada benda yang terkontaminasi. 

Kontak langsung dapat melalui cairan tubuh seperti cairan, nanah atau darah dari lesi kulit atau lesi/ruam atau kulit orang yang terinfeksi.

Kelompok yang paling berisiko terkena Mpox adalah orang yang serumah atau memiliki riwayat kontak.

Termasuk kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi. 

Orang yang melakukan kontak seksual dengan banyak pasangan dan berganti–ganti berisiko tinggi tertular Mpox.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas