Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Percakapan Sederhana Ini Bisa Cegah Keinginan Seseorang Bunuh Diri

Menurut WHO, angka kejadian bunuh diri setiap tahun ada 800.000 orang. Artinya dalam 40 detik ada sau orang bunuh diri.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Percakapan Sederhana Ini Bisa Cegah Keinginan Seseorang Bunuh Diri
freepik
Ilustrasi depresi 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Percakapan R U OK? (Are you ok?) atau Apakah kamu baik baik saja? Mungkin terdengar sederhana.

Namun nyatanya percakapan itu punya makna yang bisa mengubah hidup seseorang. 

Diketahui, R U OK? digagas oleh sebuah organisasi nirlaba di Australia dengan pendirinya Gavin Larkin pada tahun 2009 dengan tujuan untuk mencegah bunuh diri

Menurut World Health Organization (WHO), lembaga kesehatan dunia, angka kejadian bunuh diri setiap tahun ada 800.000 orang. Artinya dalam 40 detik ada 1 orang yang melakukan bunuh diri.

Angka terbanyak kejadian bunuh diri berada pada rentang usia 15-29 tahun. 1,4 persen kematian di seluruh dunia disebabkan oleh bunuh diri.

Psikiater dr. Lahargo Kembaren, SpKJ memaparkan, hidup di jaman sekarang banyak stresor, mulai dari trauma psikologis di masa lalu hingga overthinking terhadap masa depan. 

Berita Rekomendasi

"R U OK? Menunjukkan kepedulian kita kepada teman, sahabat, keluarga, rekan kerja atau siapapun yang kita temui sehari-hari," ujar dia dalam peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, Selasa (10/9/2024).

Baca juga: 3 Link Kalkulator Kesehatan Mental Health Online, Ini Cara Mengikuti Tesnya

Lalu kapan sebaiknya menanyakan hal itu?

Ia menerangkan, pernyataan itu sebaiknya ditanyakan saat melihat dan memperhatikan adanya perubahan pada mood seseorang menjadi lebih murung, sedih, menangis, emosi yang berlebihan, marah, mudah tersinggung.

Ada perubahan pada pola tidur yang kurang atau berlebihan, kecemasan yang berlebihan, khawatir terhadap banyak hal yang sebelumnya tidak ada.

Kesulitan mengerjakan pekerjaan yg sebelumnya mudah dikerjakan, kehilangan fokus, konsentrasi dan memori.

Banyak diam, menarik diri, tidak mau bergaul, kurang minat terhadap sesuatu yg sebelumnya menjadi hobi dan kesenangan, maupun perilaku perilaku yang tidak wajar seperti bicara,senyum, ketawa sendiri, ketakutan, dan lainnya.

"Tanyakan apakah R U OK?, lalu dengarkan tanpa menghakimi, mendorong untuk mencari solusi, berkonsultasi dengan profesional hingga mmastikan bahwa keadaannya sudah lebih baik," kata dia. 

Setiap saat tunjukan kepedulian kepada seseorang maka dunia ini menjadi lebih indah, cerah dan menyenangkan. 

"Bunuh diri tidak mengakhiri hidup menjadi lebih buruk, tapi bunuh diri menyudahi kemungkinan hidup untuk lebih baik," ungkap Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS. Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas