Masih Jadi Masalah Serius, 21 Juta Masyarakat Indonesia Alami Kekurangan Gizi
Malnutrisi atau kekurangan nutrisi pada anak adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan upaya bersama
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Malnutrisi atau kekurangan nutrisi pada anak adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan upaya bersama, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Center for Indonesian Studies (CIPS) menyebutkan bahwa 21 juta masyarakat atau 7 persen dari total populasi penduduk Indonesia, kekurangan gizi dengan asupan kalori per kapita harian di bawah standar Kementerian Kesehatan yaitu sebesar 2.100 kkal.
Hal ini diungkapkan oleh Presiden INA (Indonesian Nutrition Association/Perhimpunan Nutrisi Indonesia), Dr. dr. Luciana B Sutanto, MS, SpGK(K).
Baca juga: Komitmen Penurunan Stunting di Sulteng, Anwar: Gizi Baik Kunci Utama Bangun Generasi yang Produktif
"Jika tidak dikenali dan diobati, dapat memperburuk kondisi kesehatan individu. Terutama mereka yang berisiko seperti orang tua, penderita penyakit kronis, dan pasien dengan infeksi," ungkapnya pada acara Pekan Sadar Malnutrisi 2024 di Jakarta, Minggu (22/9/2024).
Dr Luciana pun mengingatkan malnutrisi bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik dan meningkatkan risiko kematian.
Tetapi juga memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan, seperti peningkatan biaya rawat inap dan rehabilitasi.
Setidaknya ada beberapa hal yang menjadi faktor malnutrisi.
Salah satunya seperti kemiskinan, kurangnya akses terhadap pangan bergizi, rendahnya pengetahuan tentang gizi, serta ketidakmerataan layanan kesehatan.
Lebih lagi, beliau menekankan pentingnya mencegah malnutrisi sedini mungkin.
Yaitu meningkatkan kesadaran akan tanda-tanda malnutrisi.
Serta pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan bahwa masyarakat Indonesia memahami dan dapat menerapkan pola makan dengan gizi seimbang.
"Agar kesadaran masyarakat tentang malnutrisi dapat meningkat secara lebih luas. Sehingga tercipta generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan," tutupnya.