Tewaskan Enam Orang di Rwanda, Ketahui Tentang Penyakit Marburg, Kenali Apa Saja Gejalanya
Kasus dilaporkan di Rwanda, Afrika. Ada 26 kasus teridentifikasi positif kena Marburg, enam di antaranya meninggal dunia.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Penularan virus ini bisa dengan kontak langsung melalui cairan tubuh dari orang yang terinfeksi.
Persis seperti Ebola, penularan bisa terjadi melalui darah, urine, air liur, keringat, hingga cairan muntahan.
Selain itu penularan bisa terjadi melalui permukaan atau benda yang terkontaminasi cairan tubuh dari pasien.
Virus ini juga bisa menyebar dari hewan ke manusia. Terutama lewat kelelawar buah yang diketahui dianggap sebagai inang alami virus Marburg.
Virus ini juga bisa menular melalui kontak dengan hewan lain yang terinfeksi, umum terjadi pada monyet.
Mengingat fatalitas penyakit ini cukup tinggi, maka perawatan isolasi di layanan kesehatan harus memenuhi standar yang ketat.
Untuk gejala, penyakit Marburg punya kesamaan dengan Ebola.
"Sekali lagi gejala MFD mirip Ebola. Sakit kepala hebat, demam tinggi, nyeri sendi, bahkan ada diare muntah. Dan ini bisa terjadi pendarahan internal dan eksternal," imbuhnya.
Secara umum, hingga saat ini belum ada pengobatan yang khusus untuk virus Marburg.
Pengobatan sejauh ini masih bersifat suportif. Seperti pasien diberikan obat sesuai dengan gejala yang muncul.
"Jadi kalau kurang cairan dikasih cairan.
Terapi simtomatik , kalau demam tinggi dikasih obat anti demam dan sebagainya. Ini untuk meningkatkan peluang kesembuhan," paparnya.
Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO masih melakukan penelitian terkait terapi eksperimental berbasis antibodi atau antivirus.