WHO: Pemanfaatan Vaksin Bisa Kurangi Pemakaian 2,5 miliar Dosis Antibiotik Setiap Tahun
WHO ungkap pemanfaatan vaksin yang lebih baik dapat mengurangi penggunaan antibiotik sebanyak 2,5 miliar dosis setiap tahunnya.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO ungkap pemanfaatan vaksin yang lebih baik dapat mengurangi penggunaan antibiotik sebanyak 2,5 miliar dosis setiap tahunnya.
Peningkatan investasi dalam vaksin dapat mencegah kematian akibat resistensi antimikroba, mengurangi penggunaan antibiotik, dan menghemat biaya pengobatan infeksi yang resistan.
Baca juga: Aturan Konsumsi Obat Antibiotik dari Kemenkes, Cegah Resistensi Bakteri
Sementara beberapa vaksin sudah tersedia tetapi kurang digunakan, yang lain perlu dikembangkan dan dipasarkan sesegera mungkin.
Resistensi antimikroba atau Antimicrobial Resistance (AMR) terjadi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit tidak lagi merespons obat antimikroba.
Sehingga, membuat orang semakin sakit dan meningkatkan risiko penyakit, kematian, dan penyebaran infeksi yang sulit diobati.
Baca juga: WHO dan BPOM Setujui Penggunaan Vaksin Mpox, Berikut Pilihan 3 Jenis Vaksin Mpox
AMR sebagian besar disebabkan oleh penyalahgunaan dan penggunaan antimikroba secara berlebihan.
Namun, pada saat yang sama, banyak orang di seluruh dunia tidak memiliki akses ke antimikroba yang penting.
Setiap tahun, hampir 5 juta kematian dikaitkan dengan AMR secara global.
"Vaksin merupakan bagian penting dari respons untuk mengurangi AMR. Karena vaksin mencegah infeksi, mengurangi penggunaan dan penyalahgunaan antimikroba. Serta memperlambat munculnya dan penyebaran patogen yang resistan terhadap obat," kata WHO dilansir dari website resmi, Kamis (10/10/2024).
Laporan baru ini merupakan pengembangan dari studi WHO yang dipublikasikan di BMJ Global Health tahun lalu.
Diperkirakan bahwa vaksin yang sudah digunakan untuk melawan pneumococcus pneumonia, Haemophilus influenzae tipe B (Hib, bakteri penyebab pneumonia dan meningitis) dan tifus dapat mencegah hingga 106.000 kematian yang terkait dengan AMR setiap tahun.
Sebanyak 543.000 kematian tambahan yang terkait dengan AMR dapat dicegah setiap tahunnya jika vaksin baru untuk tuberkulosis (TB) dan Klebsiella pneumoniae dikembangkan dan diluncurkan secara global.
Sementara vaksin TB baru sedang dalam uji klinis, vaksin untuk melawan Klebsiella pneumoniae masih dalam tahap awal pengembangan.
“Menangani resistensi antimikroba dimulai dengan mencegah infeksi, dan vaksin merupakan salah satu alat paling ampuh untuk melakukannya,” kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.
Ia menjelaskan jika pencegahan lebih baik daripada pengobatan.
"Meningkatkan akses terhadap vaksin yang ada serta mengembangkan vaksin baru untuk penyakit kritis, seperti tuberkulosis, sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dan membalikkan keadaan AMR," sambungannya.
Vaksin adalah kunci untuk mencegah infeksi.
Orang yang divaksinasi memiliki lebih sedikit infeksi.
Sehingga terlindungi dari potensi komplikasi akibat infeksi sekunder yang mungkin memerlukan obat antimikroba atau memerlukan perawatan di rumah sakit.