Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kemenkes Bantah Tes PCR Tak Efektif Deteksi Virus, Simak Ini Penjelasannya

Kemenkes bantah bahwa tes RT-PCR (reverse transcription-polymerase chain reaction) tak efektif untuk deteksi virus, simak ini penjelasannya.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Kemenkes Bantah Tes PCR Tak Efektif Deteksi Virus, Simak Ini Penjelasannya
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
TES PCR - Kemenkes bantah bahwa tes RT-PCR (reverse transcription-polymerase chain reaction) tak efektif untuk deteksi virus, simak ini penjelasannya. 

Tahap selanjutnya, jika ingin mengetahui jenis varian virus setelah tes PCR, pemeriksaan Whole Blood Genomic Sequencing atau Whole Genome Sequencing (WGS) dapat dilakukan.

Pemeriksaan ini digunakan untuk mengurutkan genom virus SARS-CoV-2.

"Kalau melihat jenis varian virusnya lagi, kita melakukan Whole Blood Genomic Sequencing. Contohnya, kita melakukan tes PCR, untuk mengetahui apakah terinfeksi virus COVID-19 atau tidak. Jika hasil tes PCR positif, maka untuk mengetahui jenis varian virusnya, apakah Delta, Omicron dan lainnya, bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan Whole Blood Genomic Sequencing," ungkap Mohammad Syahril.

Untuk diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2023 Tentang Pedoman Penanggulangan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), pemeriksaan tes PCR dan WGS masuk ke dalam upaya surveilans penanggulangan COVID-19.

Disebutkan bahwa pemeriksaan kasus harus dilakukan dengan swab antigen dan/atau swab PCR.

Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data surveilans untuk memantau tren karakteristik epidemiologi dan virologi influenza dan COVID-19, serta mendeteksi virus varian baru, dengan konfirmasi pemeriksaan molekuler influenza dan SARS-CoV2 hingga pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS).

Baca juga: WHO: Pemanfaatan Vaksin Bisa Kurangi Pemakaian 2,5 miliar Dosis Antibiotik Setiap Tahun

Di sisi lain, asidosis merujuk pada kadar asam yang tinggi dalam tubuh.

Berita Rekomendasi

Jika tubuh menjadi terlalu asam atau basa, hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Tubuh perlu menjaga keseimbangan keasaman untuk kesehatan yang optimal.

Kadar asam yang tinggi menyebabkan tubuh berusaha mengimbangi dan membuang kelebihan asam.

Paru-paru dan ginjal berperan dalam membuang kelebihan asam dari tubuh.

Pemeriksaan asidosis dapat dilakukan melalui tes darah dan urine untuk melihat kadar pH. 

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas