Bayi Prematur Berisiko Terkena Infeksi Virus RSV, Penyebab Bronkiolitis dan Pneumonia
Dokter spesialis anak Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K), Konsultan Neonatologi menekankan pentingnya perawatan khusus bagi bayi prematur.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Hal tersebut dapat memperburuk kemampuan difusi dan perfusi oksigen yang sudah terganggu pada bayi dengan Bronkopulmoner displasia yang berhubungan dengan kelahiran prematur (BPD) atau penyakit jantung bawaan (Congenital Heart Disease).
Prof Rina mengingatkan, minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia tentang bahaya penyakit yang disebabkan oleh RSV.
Termasuk orang tua dengan anak yang berisiko tinggi terhadap RSV dimana infeksi RSV dan Pneumonia.
“Penting bagi kita untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur, memantau kesehatannya, termasuk menjaga mereka dari infeksi. Kedepannya, mereka harus bisa bersaing dengan anak lainnya sehingga kita perlu menjaga kualitas hidupnya, baik saat kini maupun nanti," ujar dia.
Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi kelahiran prematur di Indonesia mencapai 29,5 per 1.000 kelahiran hidup.
Indonesia menduduki peringkat kelima tertinggi di dunia dengan sekitar 657.700 kasus kelahiran prematur per tahun.
Merujuk pada kondisi tersebut AstraZeneca Indonesia bersama dengan Yayasan Premature Indonesia melakukan edukasi yang bertemakan Menjaga Kualitas Hidup Bayi Prematur: Kini dan Nanti.
Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay mengatakan, pihaknya mendukung kesehatan masyarakat.
Melalui kegiatan ini, pihaknya percaya bahwa edukasi mengenai bayi prematur serta infeksi RSV sangat penting, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup bayi prematur di Indonesia di masa mendatang.
--