Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Menkes Panggil Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri untuk Mengabdi di Daerah Terpencil

Program ini memberikan kemudahan bagi para dokter spesialis WNI lulusan luar negeri agar mereka bisa bekerja di Indonesia terutama di daerah terpencil

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Menkes Panggil Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri untuk Mengabdi di Daerah Terpencil
Tribunnews.com/ Rina
Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin. Budi Gunadi Sadikin akan terus menambah jumlah dokter spesialis di tanah air. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin akan terus menambah jumlah dokter spesialis di tanah air.

Salah satunya adalah menggencarkan program adaptasi.

Baca juga: Mana yang Lebih Sehat, Konsumsi Air Kemasan atau yang Dimasak? Ini Kata Dokter

Program ini memberikan kemudahan bagi para dokter spesialis WNI lulusan luar negeri agar mereka bisa bekerja di Indonesia, terutama di daerah terpencil dan tertinggal.

Setelah selesai dan berhasil menjalani program adaptasi maka para dokter bisa mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) Seumur Hidup.

"Dokter itu harus diperbanyak, apalagi dokter spesialis, itu harus diperbanyak kenapa? karena masyarakat membutuhkan.  Itu sebabnya program ini kami Kemenkes adakan," kata dia di Jakarta, Senin (16/12/2024).

Pihaknya terus menyoroti, kurangnya jumlah dokter di Indonesia.

Berita Rekomendasi

Kondisi terbatasnya jumlah tenaga medis ini bukan hanya terjadi di RI melainkan banyak negara mengalami hal serupa.

"Tidak ada satupun negara bilang kelebihan dokter. Itu ilusi menurut saya, atau dia mimpi kali ya. Nggak ada yang kelebihan dokter," ungkap mantan dirut Bank Mandiri ini.

Baca juga: Respons Menkes Soal Penganiayaan Dokter Koas di Palembang: Ada Sistem yang Harus Diperbaiki

Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pada pemerintahan Prabowo-Gibran ia diamanatkan untuk membangun rumah sakit tipe D menjadi tipe C di 66 kabupaten/kota.

Namun sayangnya dari 66 rumah sakit itu 91 persen dokter spesialisnya tidak lengkap.

"Kami diberi anggaran tambahan oleh Presiden Prabowo Rp1,9 triliun.  Uangnya sudah disiapkan, mau bangun, sudah disurvey, mungkin 2 tahun selesai. Masalahnya apa? Dari 66 rumah sakit itu, 91 persen tidak lengkap dokter spesialisnya. Penyakit dalam, bedah, radiologi anak, patologi klinik, itu tidak lengkap," tutur dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas