Musim Hujan Rentan Penyebaran Penyakit DBD, Ketahui Gejala-gejalanya
Orang yang berisiko terinfeksi DBD menurut dr Ifael bisa terjadi pada mereka yang memiliki imunitas yang menurun.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musim hujan menjadi salah satu musim yang rentan terhadap mewabahnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Hal ini disebabkan karena nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak dengan cepat pada musim hujan.
Baca juga: Kasus DBD Meningkat Tajam di 2024, Ini Tantangan yang Dihadapi
Menurut dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropis dari Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati (RSUP), dr. Ifael Yerosias Mauleti ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko DBD.
Setidaknya ada tiga faktor, yaitu orangnya, lingkungan, dan virus itu sendiri.
Baca juga: PERDOKI Dorong Perusahaan Beri Vaksinasi DBD untuk Pekerja
"Jadi seseorang beresiko terkena penyakit demam berdarah, bila lingkungannya sangat nyaman untuk berkembang biaknya nyamuk. Kemudian, daerah itu memang sudah ada virus tingginya," ungkapnya pada talkshow virtual Kementerian Kesehatan, Jumat (20/12/2024).
Orang yang berisiko terinfeksi DBD menurut dr Ifael bisa terjadi pada mereka yang memiliki imunitas yang menurun.
Sehingga ketika penyakit atau virus masuk, tubuh tidak bisa melawan dengan baik hingga terinfeksi.
Lebih lanjut dr Ifael pun menjelaskan apa saja tanda-tanda seseorang mengalami DBD.
Pertama, gejala paling khas adalah demam. Hampir 100 persen pasien DBD mengalami demam.
"Tapi ada juga yang tidak sekian persen. Jadi ada penyakit DBD terinfeksi ke seseorang, tidak ada gejala, itu bisa saja," jelasnya.
Kedua, muncul pegal linu dan sakit kepala. Namun, sakit kepala khas yang sering muncul ada di bagian depan seperti daerah jidat.
Ketiga, kadang muncul rasa mual, muntah dan diare.
Keempat, pada keluhan yang lebih berat, terjadi perdarahan yang spontan.
"Bisa berdarah di kulit, mimisan, berak darah, kencing darah, dan lain-lain. Itu lebih lanjut, gejala lebih lanjut,"lanjutnya.
Selain mengenali gejala, dr Ifael juga menjelaskan apa perbedaan nyamuk Aedes aegypti dengan nyamuk biasa.
Secara kasat mata, kita bisa saja membedakannya.
Baca juga: Indonesia Memasuki Musim Hujan, Kemenkes Ingatkan Waspadai Penyakit DBD
"Kalau kita perhatikan, jadi Aedes Aegypti itu khasnya dia itu (warna) lurik-lurik hitam putih, seperti zebra cross," imbuhnya.
Setelah digigit nyamuk ini, biasanya butuh massa inkubasi sampai penyakit demam berdarah muncul.
Untuk penyakit demam berdarah, bisa berkisar 5 sampai 12 hari.
"Tapi rata-rata itu 7 hari Jadi kalau kita kegigit hari ini, 7 hari kemudian kalau memang badan kita tidak bisa melawan, terus dia berkembang, kita akan demam. Biasanya begitu, jadi 7 hari," tutupnya.