Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Menu Makan Bergizi Gratis Dinilai Kurang Sempurna, Wajibkah Ada Susu? Ini Ulasan Pakar

Menu pada program makanan bergizi gratis (MBG) dinilai kurang sempurna tanpa susu? Lalu apakah susu wajib? Ini kata ahli.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Menu Makan Bergizi Gratis Dinilai Kurang Sempurna, Wajibkah Ada Susu? Ini Ulasan Pakar
Tribunnews/Mario Christian Sumampow
Menu siswa dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 06 dan SDN 07 Pulogebang, Jakarta Timur, tidak menyertakan susu sebagai salah satu komponennya. Menu pada program makanan bergizi gratis (MBG) dinilai kurang sempurna tanpa susu? Lalu apakah susu wajib? Ini kata ahli. 

Meski demikian, menu ini dianggap sudah mencukupi, mengingat 4 sehat unsurnya sudah terpenuhi. 


"Paling tidak empat sehatnya tercapai, bagus kalau ada. Kalau tidak ada, tidak masalah," jelasnya.

 

Pendapat Pakar Gizi, Perlu Tidaknya Susu Dalam Menu MBG

Terkait hal ini, Ahli gizi dokter Tan Shot Yen pun beri tanggapan terkait pemberian susu di makan bergizi gratis.


Menurut Tan, susu bukan termasuk dalam makanan lengkap bergizi sesuai panduan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini. 

Susu anak yang baik mengandung probiotik untuk menjaga daya tahan
Susu anak yang baik mengandung probiotik untuk menjaga daya tahan (Shutterstock)


"Barangkali anda bisa lihat, kok tidak ada susu? Memang tidak ada susu. Karena kita sekarang sudah dalam konsep gizi seimbang," ungkapnya dalam media briefing virtual yang diselenggarakan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Kamis (9/1/2025). 


Menurutnya, hal ini perlu diklarifikasi bahwa  panduan makanan seimbang Kemenkes terbaru adalah 'Isi Piringku'.

Baca juga: Makanan Bergizi Gratis Kalah Pamor dengan Fast Food, Menunya Disebut Tak Enak, Ini Pendapat Ahli

Berita Rekomendasi


Di dalam panduan ini, tidak disebutkan adanya susu. 


Melainkan makanan lengkap berisi makanan pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah-buahan.


Selain itu, untuk pemenuhan protein hewani, tidak selalu harus dari susu. 


Banyak sumber protein hewani yang baik dan tersedia secara murah di tengah masyarakat.

 

"Walaupun harganya Rp 10.000, kayak masyarakat Jawa misalnya. Ada nasi pakai ayam bakar. Atau barang kali pakai sambal ikan roha, singkong rebus. Kemudian buahnya buah sejuta umat namanya pepaya," imbuhnya. 


"Susu itu adalah bagian dari protein hewani. Kalau ada protein hewani yang lebih berkualitas bukan produk industri dan tersedia secara murah di daerah setempat, kenapa tidak?" tutupnya.


Pemberian Susu Tergantung Daerah 

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas