Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

7 Fakta Unik Tradisi Sekaten di Jogja dan Solo, Ada sejak Zaman Belanda hingga Gamelan Bunyi 7 Hari

Fakta-fakta unik tradisi Sekaten di Jogja dan Solo, dari mulai asal-usul hingga pasar malam 'sekatenan' ditiadakan.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Ifa Nabila
zoom-in 7 Fakta Unik Tradisi Sekaten di Jogja dan Solo, Ada sejak Zaman Belanda hingga Gamelan Bunyi 7 Hari
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
Grebeg Sekaten di Kota Yogyakarta. 

Tradisi ini hanya ditemukan di Sekatenan Surakarta.

Tradisi nginang atau mengunyah kinang yang terdiri dari lima unsur, yaitu daun sirih, injet, gambir, tembakau dan bunga kantil.

Nginang dilakukan karena dipercaya agar mendapatkan rahmat dari Tuhan berupa panjang umur.

Pecut menjadi mainan khas yang dijual saat Sekaten di kompleks Masjid Agung Keraton Surakarta.

Pecut yang biasanya dipakai untuk mengembala hewan ternak, dipercaya mempunyai makna akan memberi dorongan atau penggerak semangat.

Selain Nginang dan Pecut, ciri khas Sekaten Surakarta yakni Telur Asin.

Telur asin yang terbuat dari telur bebek dalam bahasa Jawa diartikan endhog amal, artinya manusia itu yang penting adalah amalnya.

BERITA REKOMENDASI

7. Tahun 2019 Pasar Malam Sekaten di Jogja Ditiadakan

Pasar Malam Perayaan Sekaten (PSMS) yang diadakan pada masa kolonial Belanda pernah ditiadakan.

Baru sekitar 30 tahun yang lalu, pasar malam diadakan lagi.

Namun pada tahun ini Keraton Yogyakarta tidak mengadakan pasar malam Sekaten.

Pasar malam diganti dengan acara Pameran Sekaten dan serangkain tradisi Sekaten.


(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas