Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Memperteguh Keindonesiaan Jadi Impian Wiranto bagi Bangsa Ini

Menko Polhukam Wiranto menyampaikan empat konsensus yang dilahirkan para pejuang di masa lalu mengadopsi nilai-nilai agama.

Editor: Content Writer
zoom-in Memperteguh Keindonesiaan Jadi Impian Wiranto bagi Bangsa Ini
KOMPAS IMAGES/ANDREAS LUKAS A
Menko Polhukam Wiranto 

TRIBUNNEWS.COM - Bertema "Memperteguh KeIndonesian", Menkominfo Rudiantara dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI Wiranto, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berupaya meningkatkan pengetahuan, memahami, dan mengamalkan empat konsensus Nasional guna meneguhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pada acara yang diselenggarakan Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Menko Polhukam Wiranto menyampaikan, empat konsensus yang dilahirkan para pejuang di masa lalu mengadopsi nilai-nilai agama.

"Keberhasilan tokoh-tokoh agama dahulu adalah berhasil memasukan roh keagamaan dalam butir-butir dalam Pancasila," urainya.

Senada dengan Wiranto, Menag Lukman Hakim menyatakan bahwa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamais-religius yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama.

Hal ini disadari oleh Soekarno, sehingga Pancasila merupakan rumusan untuk mewujudkan nilai-nilai agama dalam konteks kehidupan bernegara.

"Butir Pancasila merupakan hakekat nilai keagamaan, sehingga tidak ada alasan untuk membenturkan Pancasila dengan agama," tandas Menag.

Dalam diskusi yang dihadiri 51 wartawan media cetak, elektronik, dan media online tersebut, Wiranto juga mengemukakan bahwa fungsi kelembagaan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) sangat penting untuk mengembalikan fungsi bela negara.

BERITA TERKAIT

"Bela negara bukan diartikan ikut berperang tetapi mengarahkan, membimbing masyarakat untuk memiliki rasa kewajiban membela negara dalam konteks sesuai kompetensi individu," imbuhnya.

Menutup diskusi, Menag menuturkan bahwa NKRI merupakan bentuk final dalam konteks keagamaan, yaitu sebagai sebuah medium tempat terimplementasikan dan teramalkannya nikai-nilai agama.

"Karena ada kewajiban menjaga kedamaian. Kemajemukan adalah kehendak Allah, sehingga perlu sesuatu yang bisa menyatukan yaitu Bhinneka Tunggal Ika," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas