Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kampung Rinca dan Liang Ndara Unjuk Gigi di Bimtek Wisata Sejarah dan Warisan Budaya Labuan Bajo

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) punya cara cerdas dalam meningkatkan wisata sejarah dan warisan budaya di Labuan Bajo.

Editor: Content Writer

"Ini acara sangat bermanfaat dan bagus banget buat kami. Seperti kita ketahui bahwa selama ini Labuan Bajo andalkan keindahan alamnya, dan sudah saatnya pariwisata Labuan Bajo menggali kekayaan budaya dan sejarahnya yang sangat unik. Bimtek Wisata Sejarah dan Warisan Budaya ini juga merupakan yang pertama digelar di Labuan Bajpo," kata Shana Fatina.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Rizki Handayani mengucapkan terima kasih kepada semua peserta dan pembicara yang hadir. Kata dia, memajukan pariwisata Indonesia adalah tugas utama semua elemen masyarakat.

Wanita yang biasa disapa Kiki itu menjelaskan wisata budaya juga sangat penting bagi pariwisata. Karena 60 persen wisman yang datang ke Indonesia karena budaya. Sebanyak 35 persen karena alam atau nature dan lima persen man made, seperti meeting, incentive, conference-exhibition (MICE), lalu sport tourism, showbiz dan buatan manusia yang lain.

Potensinya? Sangat besar. Ragam busaya di Indonesia sangat kaya. Setidaknya ada 1.340 suku bangsa yang bisa dieksplor di lebih dari 17.000 pulau, 34 propinsi, 416 Kabupaten dan 98 kota di Indonesia. Ribuan suku tadi juga menyimpan 583 bahasa dan dialek yang berbeda-beda. Ditambah lagi, eight world heritage sites by UNESCO ada di sini.

Empat di antaranya cultural. Sementara empat lainnya dari unsur natural.

“Kalau dari sisi atraksi, maka budaya kita sudah sangat kuat, dan harus terus diperkuat,” kata Kiki yang juga diamini Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini.

Semua stakeholder yang terkait budaya dan destinasi prioritas pun diajak berdiskusi. Sharing info, Sharing knowledge, Semangatnya satu, Indonesia Incorporated: for better cultural.

Berita Rekomendasi

"Setiap destinasi pariwisata, sejarah, religi, seni dan tradisi di Indonesia harus memanfaatkan unique resources of culture in Indonesia melalui destination management. Tata kelola destinasi wisata sejarah, religi dan seni budaya agar mampu bersaing di internasional dan mencapai value terbaik untuk mendatangkan wisatwan," ujar wanita berhijab itu.

 Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, ikut menyimak Bimtek ini. Menurutnya, budaya sangat penting untuk membangun sebuah kawasan pariwisata.

"Sejak mendesain awal, kami melihat sisi budaya sebagai sebuah kekuatan. Semakin suatu budaya dilestarikan, maka akan semakin mensejahterakan masyarakatnya. Ini dapat dikaitkan dengan komersialisasi budaya yang bisa menarik orang dan membuat mereka mau membayar,” ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.

Cara menjadi pemenang yang terbaik, tercepat dan paling cerdas adalah benchmark. Menempatkan rival atau pesaing sebagai tolak ukur. Kemudian melihat apa yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh lawan.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas