Kaya Potensi, Destinasi Kalimantan Timur Harus Dikembangkan
Kalimantan Timur tidak hanya kaya akan hasil tambang. Tetapi juga memiliki banyak destinasi wisata
Editor: Content Writer
Kalimantan Timur tidak hanya kaya akan hasil tambang. Tetapi juga memiliki banyak destinasi wisata. Yang tentunya, tidak kalah dibandingkan dengan daerah lainnya di nusantara.
Destinasi wisata di Kalimantan Timur juga tidak kalah indah dengan Bali, Lombok, Labuhan Bajo, Raja Ampat dan lainnya. Kalau tidak percaya, tengok saja Maratua, Bukit Soeharto, Desa Mancong Kutai, Sungai Mahakam, Pulau Kumala Tenggarong, hingga Pulau Sangakali Derawan. Semuanya berkelas.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman mengatakan, Destinasi pariwisata di Kaltim sangat banyak dan lengkap. Mulai dari pariwisata alam hingga bahari. Untuk itu setiap daerah harus melakukan perencanaan pembangunan di sektor pariwisata, sebab potensi tersebut akan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan.
"Setiap daerah memiliki potensi pariwisata, namun yang terjadi saat ini belum mampu merencanakan secara matang, sehingga wisatawan belum maksimal bisa didatangkan ke objek wisata tersebut," kata Dadang Rizki Ratman di Jakarta, Jum’at (3/8).
Selain itu, kata dia, daerah bersangkutan juga harus mempunyai perencanaan yang mendetail. Mulai dari pemasaran, pengembangan sumber daya alam, sampai dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
"Dalam industri pariwisata, sektor pemasaraan memegang peran penting untuk dapat menjual sektor-sektor yang ditawarkan kepada wisatawan Nusantara maupun mancanegara," ujarnya.
Dadang mengatakan, sektor pemasaran tersebut harus digarap secara maksimal. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus mampu membuat perencanaan destinasi-destinasi pariwisata yang akan dikembangkan itu.
"Semua hal tersebut harus mempunyai perencanaan dari bawah (pemerintah setempat), sehingga nantinya pariwisata yang akan dikembangkan mampu memberi kesejahteraan bagi masyarakat. Jika pariwisata di sana berkembang, maka pendapatan perekonomian masyarakat juga meningkat," ucapnya.
Dari sisi aksestabilitas, Kalimantan Timur punya bandara Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS), Sepinggan. Pada 5 tahun terakhir, rata-rata jumlah penumpang Bandara SAMS Sepinggan tumbuh 2,5%. Sepanjang 2017 lalu, Bandara SAMS Sepinggan sudah melayani 7,43 Juta penumpang.
Total frekuensi pergerakan pesawat mencapai 67.000. Selain transportasi manusia, layanan kargo rata-rata di 5 tahun terakhir pun tumbuh 1,4%. Hanya saja, pergerakan pesawat kargo minur 1,2%.
Mengacu jumlah 7,43 Juta penumpang, profil pengguna Bandara SAMS Sepinggan cukup beragam. Ada keperluan keluarga dengan porsi besar 53%. Sebanyak 26% adalah perjalanan dinas, 10% kepentingan bisnis, lalu sisanya 9% murni berlibur.
Menanggapi potensi yang ada di Kalimantan Timur, Kementerian Pariwisata menggelar Bimbingan Teknis. Tema yang diangkat adalah Peningkatan Tata Kelola Destinasi Melalui Ekowisata Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Bimtek tersebut rencananya bakal digelar di Hotel Aston Samarinda pada 7 Agustus 2018. Bimtek bakal dihadiri Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah.
"Kita punya optimisme memajukan pariwisata Kaltim. Sedikit apapun kita akan melakukan perubahan. Kita akan terus mencari terobosan," ujar Hetifah.
Hetifah mengakui bahwa saat ini sektor pariwisata di Kaltim dan di daerah lain masih menghadapi banyak tantangan.
"Problem pariwisata kita bukan soal infrastruktur, tapi juga soal media pemasarannya dan keamanan. Mencari action plan untuk kita lakukan bersama," lanjut Hetifah.
Mendengar hal itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya juga angkat bicara, ia berharap daerah terus mengembangan potensi pariwisata yang dimilikinya. Sebab tahun 2019 penghasil devisa paling pertama itu ada di Pariwisata mengalahkan CPO.
“Pemerintah daerah harus aktif mengembangkan potensi pariwisatanya. Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Sebab, kalau sektor pariwisata naik imbasnya cukup besar terhadap perekonomian daerah,” pungkas Menteri Pariwisata Arief Yahya. (*)