Efektivitas Pembangunan Jalan Produksi Pertanian Tingkatkan Perekonomian Warga Desa Kota Bani
Jalan produksi sentra pertanian ini merupakan wujud dari pemanfaatan Dana Desa yang dikucurkan sejak tahun 2015 silam.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Content Writer
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
Perekonomian warga desa Kota Bani, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, meningkat signifikan pasca jalan sentra produksi pertanian dibangun.
Jalan produksi sentra pertanian ini merupakan wujud dari pemanfaatan Dana Desa yang dikucurkan sejak tahun 2015 silam.
Kepala Desa Kota Bani, Zaidin, mengatakan pemanfaatan dana desa itu menjadi stimulan untuk menunjang aktivitas ekonomi warga yang kebanyakan berprofesi sebagai petani kelapa sawit.
Sebagai informasi, kelapa sawit merupakan komoditas hasil kebun utama dari Desa Kota Bani.
Awalnya, para petani kelapa sawit ini sangatlah kesulitan dalam membawa hasil panennya. Kondisi jalan yang masih berupa tanah dan becek menjadi rintangan tersendiri.
Tak pelak, para petani harus mengeluarkan biaya lebih untuk mengangkut hasil panen.
Biaya angkut atau langsir pun terbilang tak sedikit bagi petani yakni Rp 100.000 per ton. Padahal, tiap 2 minggu sekali, mereka dapat memanen kelapa sawit tersebut.
Menggunakan Dana Desa, Desa Kota Bani akhirnya membangun jalan sentra produksi pertanian dengan total sepanjang 1 kilometer.
Dari pantauan Tribunnews.com, jalan produksi ini terlihat seperti hasil pengecoran semen yang berbentuk persegi panjang. Bagian tengah jalan nampak dibiarkan, tak di cor dan tetap seperti sedia kala.
Adapun jalan ini dibuat untuk membuat roda truk atau kendaraan roda empat mampu melewati perkebunan dengan mudah untuk mengangkut hasil panen kelapa sawit.
Terbukti, kendaraan yang dinaiki Tribunnews.com melewati jalan produksi ini dengan mulus dan tanpa rintangan.
"Dengan adanya dana desa membangun jalan produksi pertanian, bisa mengurangi beban masyarakat terutama dalam hal waktu dan biaya operasional," ujar Zaidin, di Balai Desa Kota Bani, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu, Selasa (8/10/2018).
Hal senada juga diamini oleh Zulkarnain, petani kelapa sawit yang ditemui di lokasi perkebunan.
Pria berkumis yang mengenakan kaus biru itu nampak tengah memanen kelapa sawit. Ia menggunakan sebuah sabit yang dikaitkan pada sebuah tongkat panjang, sekitar 2 meter panjangnya.
"Warga sangat senang dengan adanya perbaikan jalan produksi desa karena sangat membantu petani sawit membawa hasil panen ke luar. Petani sawit tidak perlu lagi mengeluarkan biaya langsir atau biaya angkut," kata Zulkarnain.
Selain itu, Manajer Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Jaya Sentausa, Ponco Sugeng Hartono, menilai pembangunan jalan produksi pertanian juga berdampak positif terhadap perekonomian warga desa.
Menurutnya, para petani kelapa sawit dapat menyejahterakan keluarganya. Terutama karena tak ada lagi biaya langsir yang dikeluarkan.
"Pengaruh benar itu (jalan produksi, - red). Kelapa sawit kan jadi produk unggulan di Desa Kota Bani. (Dampak positif) bisa menyejahterakan keluarganya, menyekolahkan (anak-anak para petani kelapa sawit) di Jawa," kata Ponco.
Salah satu sumber pendapatan desa Kota Bani yang sangat berdampak kepada peningkatan kesejahteraan warganya adalah pengelolaan kebun kelapa sawit milik desa seluas 14 hektar.
Kebun desa ini telah berhasil menyerap tenaga kerja lokal serta memberikan pemasukan bagi kas desa sebesar Rp. 245.000.000 di tahun 2017 dan Rp. 135.000.000 per September 2018.
Sebagian hasil dari kebun desa ini dikelola oleh BUMDes Jaya Sentausa dan sebagian lagi dimasukkan ke kas desa untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa Kota Bani.
Tak hanya untuk menunjang aktivitas ekonomi warga desa, Dana Desa juga digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup warga desa, melalui pembuatan saluran pemukiman, sarana ibadah, posyandu, pos kamling, PAUD serta drainase.
Sementara itu, para nelayan di Desa Kota Bani juga diberikan bantuan alat tangkap berupa jaring lobster sehingga nelayan tidak perlu lagi meminjam alat tangkap dari pihak ketiga, yang berdampak pada peningkatan harga jual lobster.
Tak heran, Desa Kota Bani menjadi desa mandiri nomor 1 di Propinsi Bengkulu, karena berhasil mengelola sumber pendapatan sehingga masuk dalam kategori desa mandiri yang mampu menghidupi warga desanya sendiri. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.