Menilik Dana Desa Sebagai Penurun Angka Kemiskinan Desa Kota Bani
Desa Kota Bani, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu, berhasil meraih peringkat ke-6 dari 100 Desa Terbaik di Indonesia dalam Indeks Desa Memba
Editor: Content Writer
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Desa Kota Bani, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu, berhasil meraih peringkat ke-6 dari 100 Desa Terbaik di Indonesia dalam Indeks Desa Membangun (IDM), dengan kata lain menjadi desa terbaik di Propinsi Bengkulu tahun 2018.
IDM sendiri dirilis oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Terdapat tiga indikator yang dilihat dalam penilaian ini, yakni indikator dimensi ekonomi, sosial, dan ekologi.
Desa Kota Bani sendiri meraih skor 0,937 (dengan skor tertinggi : 1), sehingga masuk dalam kategori Desa Mandiri.
Adapun skor tertinggi desa yang dekat dengan Samudera Hindia itu didapat dari indikator dimensi ekonomi. Yaitu terkait tersedianya pelayanan dasar masyarakat dalam hal sarana pendidikan, sarana kesehatan, modal sosial dan pemukiman.
Peringkat ini juga tak lepas dari adanya penurunan angka kemiskinan di Desa Kota Bani sejak tahun 2015 silam.
Kepala Desa Kota Bani, Zaidin, mengatakan angka kemiskinan warga desanya terus menurun sejak Dana Desa masuk ke dalam desa Kota Bani.
Awalnya, 120 kepala keluarga (KK) masih tercatat sebagai warga pra sejahtera pada tahun 2015. Angka tersebut terus menurun pada tahun-tahun berikutnya, antara lain 105 KK pada 2016, 81 KK pada 2017, hingga menyisakan 63 KK saja pada 2018 ini.
"Angka kemiskinan semakin lama semakin berkurang di Desa Kota Bani. Ini menjadi fokus kami untuk membuat 63 KK pra sejahtera menjadi sejahtera," ujar Zaidin, di Balai Desa Kota Bani, Bengkulu, Senin (8/10/2018).
Penurunan angka kemiskinan tersebut salah satunya tercipta karena pemanfaatan dana desa dari pemerintah pusat yang digulirkan sejak tahun 2015.
Dana sebesar Rp 291,9 juta yang diterima pada 2015, dimanfaatkan Desa Kota Bani untuk menunjang aktivitas ekonomi warga dan meningkatkan kualitas kehidupak warga desa, antara lain membangun gorong-gorong dan membangun jalan yakni rabat beton atau pengecoran jalan di salah satu wilayah RT.
Tahun berikutnya, dana yang diterima Rp 639,2 juta kembali dimanfaatkan untuk melakukan rabat beton. Selain itu dana itu juga digunakan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana desa.
Dana desa yang dikucurkan pada 2017 merupakan yang terbesar yakni Rp 814 juta. Zaidin mengatakan dana tersebut dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat.
"Dana tersebut pun digunakan untuk pembangunan balai desa, pos kamling, pemeliharaan PAUD, pemberdayaan masyarakat dengan penyediaan alat tangkap berupa jaring penangkap lobster bagi nelayan, serta membangun jalan rabat beton," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.