Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mencoba Uniknya Wisata Panen Madu dan Petik Cabe di Desa Sumber Urip

Pernahkah Anda merasakan sensasi berwisata ke desa sambil memanen madu dari sarang lebah sendiri? Atau mungkin memanen cabe yang merah merona menunggu

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Content Writer
zoom-in Mencoba Uniknya Wisata Panen Madu dan Petik Cabe di Desa Sumber Urip
TRIBUNNEWS.COM/VINCENTIUS JYESTHA
peternak lebah desa sumber urip 

Kini, para petani memiliki komoditas baru yakni madu berkat hal tersebut. Keuntungan lain, menurut Dedi, para lebah mencari makanannya sendiri.

Berbeda bila mereka beternak kambing atau hewan ternak lainnya yang harus dicarikan makanan. 

"Bermanfaat. Kita nggak tahu (tentang lebah) terus jadi tahu. Terus kita ternak dan sekarang jadi bahan komoditas," ujar petani berkacamata ini. 




Selain itu, terjadi peningkatan pendapatan usai mereka dibina untuk menjadi petani lebah madu. Biasanya, madu dapat dipanen sebulan sekali. 

Biasanya dalam sebulan, dalam satu kotak kayu sarang lebah, bisa dihasilkan empat sampai lima botol madu berukuran 220 ml. Per botol sendiri dihargai Rp 70.000.

"Pendapatan sangat terbantu, saya punya 6 kotak. Sehingga penghasilan per bulan saya bisa mencapai Rp 1.680.000. Nantinya, madu ini dibeli orang desa sendiri atau dijual disebar sampai ke Kota Bengkulu. Bisa untuk obat juga," imbuh Dedi. 

Di sisi lain, Desa Sumber Urip juga terkenal dengan cabe merah keriting dan cabe hijaunya. 

BERITA TERKAIT

Sekretaris Desa Sumber Urip, Hartono (43), menilai produk yang seminggu sekali bisa panen ini, juga sangat terbantu oleh BUMDes karena BUMDes membantu membeli hasil panen cabe petani dan kemudian dijual ke berbagai daerah seperti Palembang, Padang, Jambi dan Kota Bengkulu sendiri. Bahkan jika harga cabe sedang tinggi, ia menyebut bisa merubah nasib para petani disini 180 derajat. 

"Bisa merubah nasib masyarakat 180 derajat, karena dulu harga pernah mencapai 60 ribu per kg. Rata-rata dipasaran sendiri sekitar Rp 20-25 ribu per kg," ujar Hartono, di ladang cabe, Kamis (11/10/2018). 

Cabe ini sendiri menjadi produk keunggulan karena tampilannya yang menarik, menawarkan rasa yang lebih pedas, serta menggunakan pupuk organik.

Bahkan Kabupaten Rejang Lebong di-supply oleh desa Sumber Urip untuk cabe. Begitu pula sayuran lain yang memang banyak ditanam di Desa Sumber Urip, seperti kembang kol, sawi, brokoli, tomat, hingga daun bawang.

Selain itu, cabe Desa Sumber Urip ini tahan lama untuk dikirim jarak jauh seperti ke Palembang hingga Jakarta. Adapun biasanya cabe merah banyak dikirim ke Padang dan Pekanbaru, sementara cabe hijau dikirim ke Jambi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas