KemenkopUKM: Koperasi Harus Mampu Bertransformasi di Era Revolusi Industri 4.0
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan menegaskan bahwa tantangan baru koperasi tak sekedar cara berbisnis di era digital, melain
Editor: Content Writer
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof. Rully Indrawan menegaskan bahwa tantangan baru koperasi tak sekedar cara berbisnis di era digital, melainkan juga mengubah mindset dalam sistem tata kelola secara menyeluruh.
"Koperasi harus melakukan reformasi total agar mampu melewati era Revolusi Industri 4.0. Koperasi harus mampu beradaptasi dan bertransformasi secara dinamis," ucap Prof. Rully pada acara penyerahan penghargaan Koperasi Berprestasi dalam rangka Hari Koperasi Tingkat Provinsi DI Yogyakarta, Kamis (25/7).
Prof Rully menambahkan, koperasi juga harus kreatif dan inovatif dalam menjalankan strategi bisnisnya. "Harus sudah mengembangkan aplikasi-aplikasi, termasuk aplikasi pelayanan anggota dan bisnis, untuk meningkatkan kinerja usahanya," ujar Prof Rully.
Menurut Prof Rully, teknologi bisa dijadikan sebagai alat koperasi dalam menerapkan strategi efisiensi usaha dan dapat meningkatkan daya saing. "Saat ini, RAT sudah bisa dilakukan secara online. Artinya, dengan anggota koperasi yang mencapai ratusan ribu orang, berapa anggaran yang bisa dihemat dan bisa dialokasikan untuk pengembangan usaha," tandas Prof Rully.
Dengan begitu, lanjut Prof Rully, koperasi akan mampu menjawab tantangan zaman dan mampu bersaing dengan sektor usaha lainnya. "Koperasi saat ini sudah banyak yang berkembang menjadi besar dan masuk ke sektor-sektor usaha modern," kata Prof. Rully.
Prof Rully mengakui, jumlah koperasi dalam lima tahun terakhir memang mengalami penurunan secara signifikan. Namun, hal itu terjadi karena Kemenkop dan UKM menggulirkan program Reformasi Total Koperasi, dimana ke depan hanya akan ada koperasi yang berkualitas.
"Kita tidak lagi bicara kuantitas, melainkan kualitas. Kalau ada koperasi yang sudah tidak aktif, ya akan kita bubarkan. Itulah fenomena yang terjadi dalam lima tahun terakhir," jelas Prof. Rully secara menyebutkan bahwa jumlah koperasi yang aktif di Indonesia sebanyak 126 ribu koperasi.
Prof Rully meyakini bahwa program rebranding dan menampilkan citra baru bagi koperasi akan membuahkan hasil, khususnya di kalangan generasi milenial. "Kita terus membangun citra baru koperasi yang selama ini masih dianggap jadul. Saatnya membangun generasi baru," kata Prof. Rully lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Prof Rully juga menyaksikan penyerahan penghargaan Koperasi Berprestasi di Provinsi DI Yogyakarta. Diantaranya, KSP Credit Union Dharma Bakti, Koperasi Pegawai Republik Indonesia Mapan Sejahtera UNY (koperadi konsumen), KUD Sedyo Rahayu (koperasi produsen), Koperasi Karyawan PT Medaridoteks (koperasi pemasaran), dan Koperasi Karlisna (koperasi jasa).
Sementara Bupati Sleman Sri Purnomo menjelaskan, pihaknya terus berupaya mengangkat image koperasi di tengah masyarakat. Bahkan, mengenalkan koperasi di kalangan masyarakat kelas menengah dan atas. "Tak hanya itu, kita juga akan terus membuka peluang jalinan usaha diantara koperasi, khususnya di Yogyakarta. Yang jelas, koperasi itu bukan bisnis ecek-ecek," ucap Sri Purnomo.
Di samping itu, kata Sri Purnomo, pihaknya juga mengenalkan perkoperasian untuk kalangan usia dini seperti PAUD dan TK. "Jadi, ketika mereka beranjak dewasa atau masa SMA, sudah paham dan mengerti tentang sistem ekonomi bernama koperasi," kata Bupati Sleman.
Sri Purnomo memaparkan, saat ini jumlah koperasi di Sleman sebanyak 415 koperasi, dan sudah masuk kategori koperasi bagus dan sehat.
"Dari jumlah itu, 48% diantaranya merupakan koperasi sektor riil, sedangkan 52% koperasi simpan pinjam. Kita juga baru saja melaunching aplikasi satu data UMKM, Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUKM, dan Sleman Mart. Khusus Sleman Mart, merupakan portal pemasaran online yang dikelola koperasi,"pungkas Sri Purnomo.