Kunjungi Pelabuhan Bandar Sri Junjungan, Menpar Dukung Pengoperasian Jalur Dumai - Malaka
Dalam rangak kunjungan kerja (kunker) di Provinsi Riau, Menpar Arief Yahya meninjau Pelabuhan Bandar Sri junjungan di kota Dumai.
Editor: Content Writer
Menteri Pariwisata Arief Yahya meninjau Pelabuhan Bandar Sri Junjungan di Kota Dumai, Selasa (20/8). Kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian kunjungan kerja (kunker) di Provinsi Riau. Sebelumnya, mantan Dirut Telkom ini terlebih dahulu mendatangi calon Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Pekanbaru.
Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, Bandar Sri Junjungan merupakan Pelabuhan Penyeberangan Kapal RoRo. Pelabuhan ini mulai beroperasi tahun 2012, dan melayani penyeberangan domestik lintasan Dumai – Pulau Rupat. Untuk kewenangannya, pelabuhan ini dikelola oleh UPT Prasarana Perhubungan LLAJSDP Dinas Perhubungan Provinsi Riau.
“Selain dioperasikan sebagai pelabuhan penyeberangan, Bandar Sri Junjungan juga dioperasikan sebagai pelabuhan angkutan laut domestik tujuan Dumai – Batam. Pengelolaannya ditangani oleh BUMD Kota Dumai, dan mulai operasi sejak awal 2019,” jelasnya.
Sementara khusus di lintasan Dumai – Pulau Rupat (Bengkalis), dioperasikan dua unit kapal untuk melayani masyarakat. Yaitu KMP Swarna Dharma (GT 285) dan KMP Muria (GT 419). Sejauh ini, kedua kapal itulah yang diandalkan masyarakat untuk menyeberang dari Dumai ke Pulau Rupat, dan sebaliknya.
Syamsuar mengungkapkan, kekuatan dan jumlah dolphin di Pelabuhan Bandar Sri Junjungan saat ini hanya didesain untuk jenis kapal di bawah GT 1000. Sementara untuk pengoperasian penyeberangan RoRo lintasan Dumai – Malaka, direncanakan menggunakan kapal di atas GT 1000.
“Areal antrean kendaraan dan parkir kendaraan juga masih sempit. Sementara beberapa pondasi tiang trestle mengalami keretakan pada bagian pile cap. Bangunan perkantoran pada pelabuhan ini pun belum bisa difungsikan, karena belum di BASTO oleh pihak Kementerian Perhubungan. Sehingga, bangunan terminal dan ruang tunggu saat ini difungsikan untuk kantor operasional angkutan laut domestik oleh BUMD Kota Dumai,” bebernya.
Syamsuar berharap ada penambahan kekuatan dan jumlah dolphin, sehingga bisa disandari kapal dengan kapasitas di atas GT 1000. Untuk itu, perlu dilakukan upaya memperbesar pile cap dan menambah tiang pancang pada dolphin yang sudah ada.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Pelabuhan Bandar Sri Junjungan menjadi salah satu aksesibilitas di Kota Dumai yang masih perlu mendapat perhatian. Terlebih, ini merupakan komponen penting dalam upaya pengembangan pariwisata di daerah setempat.
“Seperti yang kita tahu, aksesibilitas menjadi salah satu komponen penting selain atraksi dan amenitas. Semoga pengoperasian kapal RoRo di lintasan Dumai – Malaka bisa segera terlaksana,” ucapnya.
Menurutnya, jalur penyeberangan Dumai – Malaka adalah salah satu titik yang bisa ‘disentuh’ untuk mengembangkan sektor pariwisata di Riau. Tentunya harus didukung beberapa hal lain yang menjadi prioritas.
“Pertama, Riau harus punya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) bidang pariwisata. Kedua, harus punya tiga kegiatan yang masuk Calendar of Event (CoE). Ketiga, harus disiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai di bidang pariwisata,” bebernya.(*)