Staf Khusus Menteri BUMN Ungkap Alasan Pergantian Deputi di BUMN: Supaya Tidak Tumpang Tindih
Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN mengungkapkan jika di jaman BU Rini tidak ada Wakil Menteri dan sekarang ada.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga menjelaskan alasan adanya pergantian deputi di BUMN.
Menurutnya dengan adanya Wakil Menteri (Wamen) di BUMN maka dirubahlah struktur di BUMN supaya kewenangannya tidak tumpang tindih.
"Jamannya Bu Rini nggak ada Wamen sekarang ada Wamen dengan sendirinya mau ngga mau ada perubahan struktur," ungkapnya dilansir melalui Youtube Kompas TV, Rabu (20/11/2019).
"Fungsinya dulu di deputi yang namanya portofolio. sekarang portofolio ada di Wamen. Karena Wamen harus berfungsi kewenangannya harus ada supaya jangan tumpang tindih," tambahnya.
Baca: TRIBUNNEWSWIKI - PT Danareksa, BUMN Bidang Jasa Keuangan
Baca: Soal Kabar Masuk BUMN, Ahok Nyatakan Siap Jika Ditunjuk Meski Banyak yang Menolak
Ia mengatakan dengan sendirinya deputi harus digantikan.
Sebelumnya, Arya Sinulingga menyatakan, ada lima perusahaan BUMN prioritas yang akan dibenahi pada tahap awal kepengurusan BUMN.
Lima perusahaan BUMN tersebut adalah Mandiri, BTN, PLN, Pertamina, dan Inalum.
Ia juga mengatakan Pertamina cukup menjadi perhatian dari Menteri BUMN, Erick Thohir.
"Jadi tadi habis pertemuan dengan 25 dirut top BUMN. Beliau mengatakan hampir 75 persen pendapatan dari BUMN itu untuk negara hanya berasal dari beberapa BUMN."
"Jadi beliau pasti fokus ke perusahaan yang memang punya kapital besar dan berpengaruh pada bangsa. Perusahaan itu akan menjadi prioritas beliau," uajrnya dilansir melalui Youtube Kompas TV, Selasa (19/11/2019).
Arya mengatakan, ada beberapa yang memang akan bisa memperbaiki kinerjanya dan ada beberapa yang akan dibenahi direksi dan komisaris.
Ia membenarkan jika di BUMN akan ada beberapa pergantian direksi dan komisaris, tapi dilakukan secara bertahap.
"Kalau BUMN betul akan beberpa pergantian, kita akan evaluasi bertahap. Tapi kan nggak mungkin dalam tempo sebulan selesai. Jadi akan ada prioritas utama," ungkapnya.
Pertamina termasuk perusahaan besar di BUMN dan akan menjadi perusahaan prioritas.