Rudiantara Dikabarkan Jabat Dirut PLN, Sekertaris Kabinet: Saya Sudah Tanda Tangan
Sekertaris Kabinet, Pramono Anung berharap Rudiantara segera dilantik menjadi Dirut PLN karena suratnya sudah ditandatangani.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Sekertaris Kabinet, Pramono Anung mangatakan sudah menandatangani surat penunjukan Rudiantara sebagai Direktur Utama PLN.
Ketika ditanya mengenai isu Rudiantara menjadi Dirut PLN, Pramono mengatakan mudah mudahan segera dilantik.
Begitu juga ketika ditanya mengenai hasil dari Tim Penilai Akhir (TPA), Pramono memberikan jawaban yang sama.
"Ya, mudah mudahan segera dilantik, yang jelas saya sudah tanda tangan," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Senin (25/11/2019).
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberikan pernyataan terkait isu mantan Menkominfo, Rudiantara yang akan menjadi Direktur Utama PLN.
Menurutnya kabar tersebut belum pasti karena surat dari Tim Penilai Akhir (TPA) masih ditangan Menteri BUMN, Erick Thohir.
BACA: Arya Sinulingga Beberkan Ahok dan Chandra Hamzah akan Pimpin BUMN yang Menyangkut Hajat Banyak Orang
Ia juga menambahkan jika Erick Thohir sedang berada di Korea dan surat dari TPA akan dibuka ketika Menteri BUMN sudah sampai di Jakarta.
"Kemarin sudah kami sampaikan ya, karena suratnya belum kami lihat,"
"Kalau suratkan sampainya ke Erick Thohir. Dia masih di luar negri, kita nunggu Erick Thohir turun dari Korea. Sampai Jakarta baru kita lihat suratnya itu," ujarnya dilansir melalui Youtube Kompas TV, Senin (25/11/2019).
Arya mengatakan jika suratnya dikirim ke Menteri karena berkaitan dengan posisi strategis di BUMN.
Setelah Menteri BUMN melihat surat tersebut, baru bisa diumumkan.
Ketika ditanya mengenai pengusulan nama Rudiantara ke Presiden untuk menjabat Dirut PLN, Arya menolak untuk menjawabnya.
"Ya kita lihat saja nanti. Kalau beliau jadi pasti nama beliau ada disitu," ungkapnya.
BACA: Ungkap Tugas Ahok di Pertamina, Pramono Anung: Supaya Pertamina Berubah
Staf Khusus Menteri BUMN ini menjelaskan Rudiantara sebelum jadi Menteri memiliki latar belakang memimpin perusahaan swasta.
Rudiantara juga memiliki pengalaman memimpin perusahaan telekomunikasi.
Arya menjelaskan jika pengalaman yang dimiliki Rudiantara akan menjadi acuan dalam memilih orang yang akan memimpin perusahaan di BUMN.
Selain itu, pengalaman Rudaiantara yang pernah memimpin kemetrian diharapkan mengerti kebijakan yang berhubunga dengan kebijakan publik dan menyangkut masyarakat luas.
"Jadi itu pertimbangan yang kami rasa matang untuk memimpin perusahaan sekelas PLN," katanya.
Menurutnya pengalaman dan kemampuan Rudiantara di profesional menjadi acuan untuk menentukan posisinya di BUMN.
Sebelumnya, Arya Sinulingga menyatakan ada lima perusahaan BUMN prioritas yang akan dibenahi pada tahap awal kepengurusan BUMN.
BACA: Pramono Anung: Proses Seleksi Ahok Jadi Komut Pertamina Panjang, Dilihat Berbagai Faktor
Lima perusahaan BUMN tersebut adalah Mandiri, BTN, PLN, Pertamina, dan Inalum.
Ia juga mengatakan Pertamina cukup menjadi perhatian dari Menteri BUMN, Erick Thohir.
"Jadi tadi habis pertemuan dengan 25 dirut top BUMN. Beliau mengatakan hampir 75 persen pendapatan dari BUMN itu untuk negara hanya berasal dari beberapa BUMN."
"Jadi beliau pasti fokus ke perusahaan yang memang punya kapital besar dan berpengaruh pada bangsa. Perusahaan itu akan menjadi prioritas beliau," uajrnya dilansir melalui Youtube Kompas TV, Selasa (19/11/2019).
Arya mengatakan, ada beberapa yang memang akan bisa memperbaiki kinerjanya dan ada beberapa yang akan dibenahi direksi dan komisaris.
Ia membenarkan jika di BUMN akan ada beberapa pergantian direksi dan komisaris, tapi dilakukan secara bertahap.
BACA: Ahok Akan Pimpin Rapat Dewan Komisaris Pertamina Besok
"Kalau BUMN betul akan beberpa pergantian, kita akan evaluasi bertahap. Tapi kan nggak mungkin dalam tempo sebulan selesai. Jadi akan ada prioritas utama," ungkapnya.
Pertamina termasuk perusahaan besar di BUMN dan akan menjadi perusahaan prioritas.
"Kalau di Pertamina perombakannya terbatas, tapi diyakini akan memperbaiki kinerja Pertamina," kata Staf Khusus Menteri BUMN ini. (*)
(Tribunnews.com/Faisal Abdul Muhaimin)