Pakar Agroklimat dan Hidrologi: Tak Perlu Khawatir, Produksi Padi 2020 Aman
Senada dengan hal tersebut, Aris Pramudia, Pakar Agroklimat dan Hidrologi Pangan Institute mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik dan khawatir ak
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Pandemi Covid-19 bukan hanya membawa implikasi terhadap kesehatan manusia, namun juga pada kekhawatiran kebutuhan pangan bagi penduduk di seluruh dunia. Maka, tidak heran jika hampir seluruh negara berkonsentrasi pada pemenuhan kebutuhan pangan di wilayahnya dibandingkan untuk ekspor.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa pemerintah saat ini konsentrasi pada pemenuhan kebutuhan pangan bahan pokok sebagai pasokan masyarakat selama proses pengendalian penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Senada dengan hal tersebut, Aris Pramudia, Pakar Agroklimat dan Hidrologi Pangan Institute mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik dan khawatir akan kebutuhan pangan. Pasalnya, walaupun terjadi kemunduruan musim hujan pada periode 2019/2020, namun diprediksi produksi padi hingga akhir Desember 2020 sangat aman.
Baca: Menteri Pertanian Pastikan Stok Pangan Nasional di Bulan Ramadan Aman
“Awal musim hujan 2019/2020 di Indonesia dominan terjadi pada November 2019, menyebar di lahan sawah baku seluas 3.794.930 hektare, dan Desember lalu menyebar seluas 3.099.146 hektare. Nah, awal musim hujan tersebut memberikan konsekuensi awal tanam padi sekitar bulan November, Desember 2019 dan bahkan Januari 2020, oleh karenanya diperkirakan panen pada Maret-Mei 2020,” jelas Aris dalam Diskusi Ketahanan Pangan dan Peran Teknologi Pertanian di Masa Pandemi yang diselenggarakan oleh Kelompok Peneliti Pangan Institute melalui Zoom Meeting pada Minggu (3/5/2020).
Aris juga menambahkan bahwa Enso (El-Nino/La-Nina) diprediksi berada pada kondisi netral dan berpeluang besar akan tetap netral hingga November 2020. IOD pada kondisi netral, kemudian diprediksi meningkat pada Mei dan Juni 2020, selanjutnya kembali netral hingga Oktober 2020. Oleh karenanya, Iklim di Indonesia pada MK 2020 di prediksi Normal/Netral.
Awal Musim Kering (MK) 2020 di Indonesia diperkirakan juga dominan terjadi pada Mei 2020 di 131 dari 342 zona prakiraan musim (ZOM), awal MK tersebut diperkirakan terjadi pada Januari 2020 di 3 ZOM Sumatera, dan paling akhir pada Novemer 2020 d Sulawesi.
Baca: Prof Tjipta Yakin Kementan Mampu Kelola Produksi Pangan Secara Baik
Sedangkan periode awal MK 2020 diperkirakan terjadi pada bulan April, Mei, dan Juni 2020 sebanyak 283 ZOM (82,7%). Dibandingkan dengan rata-rata normal periode 1981-2020, awal musim kemarau 2020 diprediksikan sama dengan rata-ratanya di 128 ZOM (37,4%), maju atau lebih cepat 1-3 Dasarian atau lebih di 66 ZOM (19,3%), dan mundur atau lebih lambat 1-3 Dasarian atau lebih di 148 ZOM (43,3%).
Dengan kondisi tersebut, Aris memprediksi potensi Luas Tanam padi di lahan sawah pada MK 2020 seluas 5.259.661 hektare atau setara 70,5% dari Luas Baku Sawah, terdiri dari 1.151.331 hektare pada Maret III-April I, 1.212.678 hektare pada April II-III, dan 1.138.619 hektare pada Mei III- Juni I.
Baca: Bamsoet: Kepala Daerah Harus Amankan Stok Kebutuhan Pokok
“Secara umum kebutuhan pangan masyrakat tahun 2020 aman terkendali, saya prediksi potensi Luas Panen Padi dari bulan Mei-Juli 2020 sebesar 6.365.280 hektare, terdiri dari: Mei sebesar 2.167.698 hektare, Juni sebesar 1.255.288 hektare, dan Juli 2.942.294 hektare,” pungkas Aris.
Hadir dalam Diskusi tersebut: Prof Muhammad Firdaus (Guru Besar IPB), Prof. Anas Susila, Karen Tambayong (Ketua Komite Tetap Hortikultura Kamar Dagang dan Industri/KADIN), Sutarto Alimoeso (Mantan Kepala BULOG), Kepala Pusat Pendidikan SDM Kementerian Pertanian, Direktur Perbenihan Ditjen Perkebunan Kementan, dan berbagai kalangan Akademisi, Praktisi, dan MITI Profesi. (*)