Buton Utara Sukses Ekspor Kopra Putih di Tengah Pandemi
Di tengah kesulitan kargo yang tertunda berkali-kali, Buton Utara, Sulawesi Tenggara sukses ekspor kopra putih
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, Buton - Di tengah kesulitan kargo yang tertunda berkali-kali, Buton Utara, Sulawesi Tenggara sukses ekspor kopra putih pada MInggu (10/5/2020) sebanyak 12 ton.
Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, menyatakan ini peristiwa penting bagi desa di tengah pandemi Covid-19.
Apalagi, ada kecenderungan kembalinya pemudik ke desa meningkatkan orang dalam pantauan (ODP) dan sesekali memunculkan penderita Covid-19.
"Ekspor perdana 12 ton kopra ini akan diikuti ekspor-ekspor berikutnya minimal 100 ton perbulan," kata Gus Menteri, sapaan akrabnya.
Nilai eskpor saat ini berkisar di posisi Rp 110 juta, namun pada bulan-bulan berikutnya akan meningkat di atas Rp 1,2 miliar perbulan.
Gus Menteri mengatakan, ekspor ini menarik dan membanggakan karena hasil kerja keras Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma).
Ekspor kali ini ke China dan tujuan ekspor akan bertambah ke India dan Bangladesh.
Business model yang cocok dikembangkan berupa fasilitasi dari PT Inacom yang digandeng Kementerian Desa PDTT.
Codiac.id selaku mitra pendampingan Inacom.id memberdayakan para petani kopra sejak dari perbaikan pengolahan lahan, pengelolaan kebun kopra yang lebih terfokus, hingga pengolahan kelapa lebih lanjut.
Teknologi tepat guna yang dipraktikkan ialah solar dryer dome.
Inacom juga turut menjaga kualitas kopra putih Buton Utara hingga meningkat sampai berkualitas ekspor
Hasil kopra petani dibeli Bumdes dan Bumdesma, yang kini bertindak sebagai pemodal awal dengan kekayaan dari dana desa dan sumbangan lain.
Pendapatan para petani kini meningkat. Sebelumnya, harga yang diterima petani ialah Rp500 per butir kelapa.
"Kini, kopra putih meningkatkan pendapatan mereka senilai rata-rata Rp 1.200 per butir kelapa. Artinya terjadi peningkatan hampir tiga kali lipat," tandas Mantan Ketua DPRD Jawa Timur Ini.
Gairah penanaman kelapa juga turut meningkat. Bersama-sama dengan pola pengolahan baru, tenaga kerja yang terserap meningkat hampir dua kali lipat.