Kapal Penangkap Ikan KM. Bintang Jaya Mandiri Terbakar Di Laut Jawa, 16 ABK Berhasil Diselamatkan
KM. Bintang Jaya Mandiri yang membawa 16 orang Anak Buah Kapal (ABK) asal pelabuhan Muara Baru Tanjung Priok di perairan Utara Jawa Barat.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Kantor UPP Kelas III Brondong menerima Berita SAR terkait terbakarnya kapal penangkap ikan KM. Bintang Jaya Mandiri yang membawa 16 orang Anak Buah Kapal (ABK) asal pelabuhan Muara Baru Tanjung Priok di perairan Utara Jawa Barat pada Posisi 04⁰14’60”S , 104⁰38’36”E, Jumat (16/4).
Kepala kantor Kelas III UPP Brondong Capt. Faizal menjelaskan bahwa informasi yang diterima dari Basarnas Surabaya menyebutkan bahwa seluruh ABK Kapal KM. Bintang Jaya Mandiri berhasil diselamatkan oleh kapal MT. Queen Majesty yang sedang melintas di lokasi terbakarnya KM. Bintang Jaya.
Mengetahui hal tersebut Quick Response Team (QRT) Kantor UPP Kelas III Brondong melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dan memberangkatkan kapal patroli milik UPP kelas III Brondong KNP. 485 serta 2 Kapal Tunda TB. Transco Bangau dan TB. Patra Tunda milik Pertamina untuk melakukan evakuasi, penjemputan dan pemeriksaan kesehatan para ABK kapal KM. Bintang Jaya Mandiri yang berada di kapal MT. Queen Majesty.
Setibanya di Lokasi para ABK kapal KM. Bintang Jaya Mandiri diperiksa oleh Tim Karantina Kesehatan Pelabuhan, setelah itu seluruh korban dievakuasi ke Tersus PT. TPPI Tuban.
Sesampainya di daratan para korban langsung dilakukan pemeriksaan Covid-19 menggunakan alat Genose dan 16 orang ABK kapal penangkap ikan tersebut dinyatakan Negatif Covid-19.
"Dan kini seluruh ABK Kapal KM. Bintang Jaya Mandiri sudah di kembali kepada keluarganya masing-masing," ujar Capt. Faizal.
Terkait penyebab kecelakaan tersebut, Capt. Faisal mengatakan belum mengetahui lebih lanjut mengingat saat ini fokus terhadap keselamatan dan kesehatan para ABK Kapal KM. Bintang Jaya Mandiri.
Ia mengingatkan agar para nakhoda kapal yang melintas di Laut Jawa untuk waspada mengingat cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini dan memastikan kapal laik laut serta alat keselamatan kapal lengkap dan berfungsi dengan baik.
"Cuaca ekstrem akhir-akhir ini terus terjadi, pastikan kapal laik laut dan lengkapi kapal dengan alat keselamatan seperti Life Jacket dan pastikan Radio Kapal berfungsi dengan baik agar resiko terjadinya musibah laut dapat dihindari," tutup Capt. Faisal. (*)