Bamsoet Dorong Pemerintah Korsel Dukung Pembangunan IKN dan Program Presidensi Indonesia dalam G20
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemerintah Indonesia terus meningkatkan kerjasama bilateral dengan Korea Selatan.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemerintah Indonesia terus meningkatkan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel). Kerjasama tersebut antara lain terkait dengan pembangunan Ibu Kota Baru Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur dan Program Presidensi Indonesia G20.
Hubungan bilateral Indonesia - Korsel yang sudah terjalin sejak tahun 1966, terus meningkat tajam sejak ditandatanganinya Joint Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation in the 21st Century oleh kedua Kepala Negara pada 4 Desember 2006.
Kemitraan ini kemudian ditingkatkan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Moon Jae-in menjadi Special Strategic Partnership pada 9 November 2017.
"Total nilai perdagangan Indonesia dengan Korsel di tahun 2021 sebesar US$18,47 miliar. Di tahun tersebut nilai ekspor Indonesia ke Korsel sebesar US$8,98 miliar, sementara nilai impor Indonesia dari Korsel US$9,42 miliar. Kita harapkan pada tahun 2022 nilai perdagangan antara Indonesia dan Korsel bisa terus meningkat, apalagi saat ini Indonesia telah memberikan kemudahan perizinan berinvestasi melalui Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja," ujar Bamsoet usai bertemu Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto dan para staff Kedutaan di Kediaman Duta Besar RI di Seoul, Korea Selatan, Jumat (6/5/2022).
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua DPR RI ke-20 ini juga mendorong peningkatan kerjasama dibidang multi industri, khususnya pengembangan mobil listrik di Indonesia.
Kerjasama yang bisa dilakukan antara lain penelitian bersama di bidang pasar kendaraan Micro EV, produksi baterai kendaraan listrik di Indonesia serta penyediaan infrastruktur charging station.
"Saat ini Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) telah ditunjuk pemerintah untuk menjadi produsen mobil listrik di Indonesia. Ditandai dengan diproduksinya mobil listrik Hyundai IONIQ 5 di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik Hyundai diarahkan untuk membentuk suatu ekosistem industri mobil listrik dari hulu sampai ke hilir terbesar di kawasan Asia Tenggara. Saya mendorong kedepan agar pabrik Hyundai Indonesia dapat segera memproduksi baterai kendaraan listrik di Indonesia," kata Bamsoet.
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan, kerjasama penting lainnya yang perlu ditingkatkan terkait dengan transformasi digital dan keuangan digital.
Di bidang ini, Korsel memiliki keunggulan dan pengalaman dalam mengakselerasi penerapannya pada industri manufaktur. Seperti 5G, Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), serta data terbuka atau open data.
"Hal ini sesuai dengan tiga prioritas presidensi Indonesia dalam G20, yaitu arsitektur kesehatan dunia, transisi energi dan transformasi digital. Kita harap pemerintah Korsel memberikan dukungan penuh dan menyukseskan aganda-agenda G20 di tahun 2022 dengan membangun kemitraan yang kuat di tiga prioritas program presidensi Indonesia tersebut," pungkas Bamsoet. (*)