Dihadapan Wisudawan Universitas Terbuka, Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Optimalkan Era Society 5.0
Bambang Soesatyo menuturkan para wisudawan telah siap menghadapi tantangan era society 5.0.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI sekaligus Dosen Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka Bambang Soesatyo menuturkan setelah era Revolusi Industri 4.0 diperkenalkan oleh Jerman secara global sejak tahun 2011, mengawali tahun 2019 Jepang telah mengenalkan era society 5.0 sebagai sebuah peradaban baru. Era Society 5.0 merupakan konsep yang mengimplementasikan teknologi pada Revolusi Industri 4.0 dengan mempertimbangkan aspek humaniora, sehingga dapat menyelesaikan berbagai permasalahan sosial dan menciptakan keberlanjutan.
"Dengan berbagai fasilitas yang dimiliki Universitas Terbuka, sebagai “Cyber University of Indonesia”, saya yakin para wisudawan telah siap menghadapi tantangan era society 5.0. Meskipun demikian, pengembangan harus tetap dilakukan oleh para wisudawan, karena pengetahuan terus berkembang dan akan terus mengalami pembaharuan. Karena itu, setiap wisudawan harus memiliki kompetensi dalam beberapa aspek fundamental, antara lain profesionalitas, daya kompetitif, kompetensi fungsional, keunggulan partisipatif, serta kerjasama," ujar Bamsoet dalam Wisuda Daerah Lulusan Universitas Terbuka Palembang Periode I Tahun 2023, secara virtual dari Jakarta, Senin (30/1/23).
Turut hadir antara lain, Anggota DPD RI Dapil Sumatera Selatan Amaliah Sobli, Kepala Unit Pelaksana Teknis Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) Palembang Dr. Meita Istianda, dan Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Terbuka Hartati.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0, seperti penggunaan internet untuk segala hal (internet of things), aplikasi kecerdasan buatan (artificial intelligence), pemanfaatan data dalam jumlah besar (big data), dan aplikasi robotik untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Ringkasnya, era society 5.0 dapat dimaknai sebagai sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis pada kemajuan teknologi.
"Ada 5 prospek kerja yang sangat potensial, dan perlu dipersiapkan untuk menghadapi era society 5.0 di masa depan. Antara lain, pengembang website, pengembang program/aplikasi, ahli pengoptimalan mesin telusur, pembuat konten, dan ahli media sosial," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, agar bangsa Indonesia tidak tertinggal, dibutuhkan kerjasama dan sinergi yang baik, antara penyedia layanan pendidikan dengan motivasi dari segenap pembelajar. Kesiapan untuk penyedia layanan pendidikan antara lain dilakukan dengan memperbaharui orientasi pembelajaran yang futuristik, memilih model pembelajaran yang tepat, mengembangakan potensi pendidik serta menyediakan sarana-prasarana dan sumber belajar yang futuristik.
"Berbagai aspek di atas harus diperhatikan dan dikembangkan terus, agar kita dapat beradaptasi dan bertahan di era revolusi yang terus berkembang secara dinamis dari hari ke hari. Manusia adalah makhluk pembelajar, dari mulai lahir hingga masuk liang lahat, maka jangan pernah berhenti untuk belajar," pungkas Bamsoet. (*)