Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gelar Lokakarya Akademik di NTB, Johan Rosihan Siap Terbitkan Buku Lawas Samawa

Sekretaris Fraksi PKS MPR RI, Johan Rosihan, menggelar Lokakarya Akademik Fraksi PKS MPR RI, di Hotel Grand Samota, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Editor: Content Writer
zoom-in Gelar Lokakarya Akademik di NTB, Johan Rosihan Siap Terbitkan Buku Lawas Samawa
Istimewa
Sekretaris Fraksi PKS MPR RI, Johan Rosihan, menggelar Lokakarya Akademik Fraksi PKS MPR RI, di Hotel Grand Samota, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (11/9/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Fraksi PKS MPR RI, Johan Rosihan, menggelar Lokakarya Akademik Fraksi PKS MPR RI, di Hotel Grand Samota, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (11/9/2023).

Kegiatan bertema ‘Penguatan Sistem Demokrasi Indonesia Yang Ber-Bhinneka Tunggal Ika’ ini menghadirkan narasumber Pajatu Adat Tana Samawa, Ikhsan Safitri dan Dewan Pakar LATS Wahyuddin Latief.

Para peserta lokakarya ini sebagian besar merupakan anggota Lembaga Adat Tana Samawa dan anggota Forum Koordinasi Lintas Etnis (FKLE) Kabupaten Sumbawa.

Baca juga: Ulangtahun ke-61, Ketua MPR RI Bamsoet Ingatkan Keberhasilan Bisa Diraih dengan Perjuangan

Dalam sambutan pengantarnya, anggota DPR RI Dapil Pulau Sumbawa ini mengatakan bahwa lokakarya ini merupakan kegiatan MPR RI yang diselenggarakan Fraksi PKS MPR RI. Kegiatan ini bagian dari pelaksanaan wewenang MPR RI sebagaimana diatur dalam UU MD3 maupun peraturan tata tertib yaitu memasyarakatkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Menariknya, lokakarya tersebut mengangkat seputar adat dan budaya, khususnya adat budaya Tau dan Tana Samawa. Hal ini sejalan dengan Pasal 18B ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi ‘Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip NKRI, yang diatur dalam undang-undang.’

Diangkatnya adat budaya Tau dan Tana Samawa dalam lokakarya ini, lanjut Ustaz Jo -sapaan akrabnya-, karena sejarah dan kehidupannya sama panjangnya dengan sejarah pembentukan Negara Republik Indonesia.

Baca juga: Ketua MPR RI Tertarik Pelajari Kesuksesan Tiongkok Menerapkan Pelaksanaan Haluan Negara 100 Tahun

Ia mengungkapkan, Sumbawa sebagai wilayah kesatuan adat menjadi bagian dari pembentukan Republik ini. Adat Tau dan Tana Samawa mencerminkan nilai-nilai kebudayaan bahwa demokrasi dan pancasila itu hidup di Sumbawa. Bagaimana kegotong-royongan sangat kental dalam kehidupan masyarakat adat Sumbawa, terutama pada prosesi pernikahan dan lainnya yang merupakan aplikasi kehidupan demokrasi bangsa.

Berita Rekomendasi

Karena itu, Ustaz Jo berharap melalui lokakarya ini, mampu menghimpun pikiran-pikiran dan nilai-nilai baik dari adat Tana dan Tau Samawa yang kemudian dideskripsikan dalam bentuk buku. Dengan buku berisi lawas Samawa ini akan menjadi legacy atau warisan bagi generasi mendatang.

“Kami sudah menyiapkan tim penyusun bukunya, dan Insya Allah nanti kami launching di Senayan,” ujarnya.

Sementara Pajatu Adat Tana Samawa, Ikhsan Safitri menilai, lokakarya yang diselenggarakan Fraksi PKS MPR RI sangat penting, apalagi temanya memperkuat sistem demokrasi Indonesia yang berbasis budaya lokal.

Baca juga: Ketua MPR RI Bamsoet Luncurkan Buku ke-31 Berjudul Halauan Negara Menuju Indonesia Emas 2045

Esensi dari lokakarya ini, menurut Doktor Can -sapaan tokoh adat yang juga Kadis Dikbud Sumbawa ini-, bagaimana budaya lokal itu tumbuh dan berkembang di Sumbawa di tengah pluralitas. Karena itu adat Tau dan Tana Samawa mengakomodir keberagaman yang ada di Sumbawa baik etnis maupun agamanya.

Hal itu tercermin dalam lawas ‘mana tau barang kayu lamen to senyaman ate ba nan si sanak parana’ (siapapun dia dan dari mana asalnya ketika bisa menyenangkan hati, itulah saudara kita). Lawas ini benar-benar dipraktekkan.

“Lokarkarya ini sangat penting bukan hanya bagi Bapak Johan Rosihan selaku anggota DPR RI tapi juga bagi masyarakat Sumbawa karena telah disiapkan secara nasional, karena nilai-nilai falsafah hidup Tau dan Tana Samawa yaitu adat barenti ko sara, sara barenti ko kitabullah ini berlaku secara universal. Kalau itu berpegang teguh secara konsisten atau istiqomah pada nilai-nilai tersebut, maka kita dapat memberikan kontribusi positif bagi Indonesia,” tutupnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas