Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fadel Muhammad Sebut Para Alim Tak Kenal Kata Pensiun untuk Berbuat Baik

Di hadapan jamaah Tarekat Naqsabandi Al Kholidi, Fadel Muhammad mengatakan, bagi para alim, masa pengabdian itu tidak ada batasnya.

Editor: Content Writer
zoom-in Fadel Muhammad Sebut Para Alim Tak Kenal Kata Pensiun untuk Berbuat Baik
dok. MPR RI
Fadel Muhammad saat menjadi narasumber Temu Tokoh Nasional/Kepemudaan/Keagamaan/civitas akademika, kerja sama MPR dengan Forum Generasi Muda Tarekat Naqsabandi Al Kholidi Provinsi Gorontalo, Senin (20/11/2023) malam. 

TRIBUNNEWS.COM - Di hadapan jamaah Tarekat Naqsabandi Al Kholidi, Wakil Ketua MPR RI, Fadel Muhammad mengatakan, bagi para alim, masa pengabdian itu tidak ada batasnya dan tidak akan pernah berhenti.

Ia mengatakan bahwa pengabdian baru akan berhenti setelah datang kematian. Oleh karena itu, para alim tidak mengenal kata pensiun, meski usianya sudah uzur.

Pengabdian tanpa henti kepada agama serta masyarakat, hingga hari tua, kata Fadel juga dilakukan oleh ulama tasawuf dan Mursyid Tarekat Naqsabandi Al Kholidi, Prof. Dr. Kadirun Yahya. Pintu rumahnya selalu terbuka bagi mereka yang mencari bantuan. Beliau tidak pernah merasa sibuk, untuk membantu masyarakat.

"Saya kenal dekat dengan Prof. Dr. Kadirun Yahya. Saya banyak belajar kepada beliau, dan memiliki pengalaman yang sangat mendalam. Salah satunya saat beliau memberikan batu cincin dan saya jadikan sebagai azimat. Saat saya tengah dalam kesulitan, batu itu saya pakai. Alhamdulillah semua persoalan segera selesai. Beliau juga memiliki pengetahuan dan pandangan yang jauh, bahkan bisa melihat peristiwa sebelum kejadian," tambah Fadel.

Baca juga: Fadel Muhammad Imbau Masyarakat Agar Tetap Tenang Jelang Pemilu 2024

Pernyataan itu disampaikan Fadel Muhammad saat menjadi narasumber Temu Tokoh Nasional/Kepemudaan/Keagamaan/civitas akademika, kerja sama MPR dengan Forum Generasi Muda Tarekat Naqsabandi Al Kholidi Provinsi Gorontalo.

Acara tersebut berlangsung di Surau Karya/Alqah ZikirTarekat Almuktabarah Naqsabandi Alkholidi, Kelurahan Dutulanaa, Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, Senin (20/11/2023) malam.

Menurut Fadel banyak pelajaran yang di peroleh dari Prof. Dr. Kadirun Yahya. Salah satunya menyangkut menata dan menjaga hati. Ini penting karena hidup manusia dipengaruhi hati. Yaitu, segumpal darah dalam tubuh, yang menentukan baik buruknya seseorang. Kalau darah itu baik maka baik semua, demikian sebaliknya, itulah hati.

"Salah satu cara menjaga hati yang saya pelajari dari Prof. Dr. Kadirun Yahya, adalah tidak boleh ada prasangka buruk atau su'udzon. Karena prasangka buruk bisa merusak hati," kata Fadel lagi.

Baca juga: Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad Hadiri Pencanangan HUT KORPRI di Gorontalo

Berita Rekomendasi

Agar jauh dari prasangka buruk salah satu yang harus dilakukan umat manusia adalah selalu bersyukur, seperti yang dilakukan Nabi Sulaiman dan tersurat pada Alquran Surah An-Naml ayat 40.

"Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Alkitab, 'Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.' Maka, tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata, 'Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau kufur. Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi," pungkas Fadel. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas