Pemerintah Harus Memastikan Setiap Anak Lahir Sehat dan Bebas Stunting
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, MPd, melakukan kunjungan kerja pertama ke Kampung KB Pasar Keong.
Editor: Content Writer
Kunjungan kerja Menteri juga diwarnai dengan pemberian bantuan sembako kepada 100 keluarga berisiko stunting (KRS).
Menteri juga melantik para Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS), yang akan menjadi penggerak dalam usaha penurunan stunting di masyarakat.
Melalui program dan kegiatan yang dilaksanakan di Lebak itu, Menteri berharap hal tersebut dapat memberikan dampak jangka panjang dalam mencegah kasus stunting baru.
Menteri menyatakan pentingnya pendekatan langsung dan kolaboratif untuk memahami kondisi nyata di lapangan. Dalam kaitan ini Menteri menekankan bahwa kunjungan kerja ini bukan sekadar simbolis, namun bertujuan memberikan dampak nyata dan memastikan bahwa program pemerintah berjalan efektif di tingkat lokal.
Sebagai upaya mempercepat penurunan stunting, pemerintah juga menggagas beberapa inisiatif baru yang akan segera diimplementasikan di seluruh Indonesia.
Inisiatif-inisiatif ini mencakup peningkatan infrastruktur sanitasi, pembentukan lebih banyak posyandu di daerah terpencil, serta peningkatan kualitas gizi melalui program pangan bergizi yang berkelanjutan.
GenRe Goes To Pesantren
Dalam kunjungan pertama ini, Menteri Wihaji beserta Forum GenRe Indonesia Provinsi Banten melakukan kegiatan "goes to pesantren" Al-Fathaniyah di Serang Banten.
Menteri Wihaji berkesempatan berdialog dengan 200 santri dan menanyakan bagaimana rencana dan pandangan mereka usai menyelesaikan pendidikan di Madrasah Aliyah, apakah akan berkuliah atau ingin menikah.
Sebagian besar dari para santri mengungkapkan keinginannya untuk berkuliah usai lulus dari Madrasah Aliyah. Namun, Ketika Menteri bertanya apakah para santri mau menikah, serentak menjawab “pengeeen”.,“Good,” respon Menteri Wihaji. kenapa penting, karena ada hubungannya dengan Kependudukan.
Menteri mengharapkan santri pondok pesantren di Banten mau melakukan perencanaan sebelum menikah, guna mewujudkan generasi emas Indonesia.
Dalam program PPS, pesantren dipilih sebagai mitra untuk menjalankan edukasi kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga bagi generasi muda. Melalui kegiatan ini, diharapkan para santri dapat berperan sebagai agen perubahan dalam mendukung penurunan stunting.
Menteri juga menyampaikan pesan bahwa generasi muda memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi penggerak dalam membangun kualitas kesehatan dan keluarga di masa depan.
Dalam kegiatan tersebut, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyerahkan bantuan melalui Pimpinan Ponpes Al-Fathaniyah KH Matin Syarqowi berupa 100 mukena dan 100 sarung, serta satu kuintal telur untuk pemenuhan nutrisi.
Baca juga: BKKBN Siap Data Ibu Hamil dan Menyusui untuk Program Makan Bergizi Gratis