Lestari Moerdijat: Perlu Langkah Tepat Mengantisipasi Perubahan Kebijakan AS
Dampak terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) harus mampu diantisipasi dengan langkah yang tepat demi keberlangsungan
Editor: Content Writer
Trump, tambah Suzie, sangat diharapkan mampu melindungi kepentingan kelompok bisnis di AS.
Salah satu kebijakan yang akan diberlakukan, ungkap Suzie, antara lain kebijakan tarif terhadap produk impor di AS untuk melindungi produk dalam negerinya.
Kebijakan tersebut, tambah dia, juga akan berdampak pada produk-produk Indonesia yang diekspor ke AS.
Suzie memperkirakan, pemerintahan Trump akan lebih fokus pada masalah-masalah dalam negeri AS yang merupakan janji-janji kampanyenya.
Selain itu, jelas dia, untuk masalah luar negeri pemerintahan AS akan berfokus pada Timur Tengah. Dia memperkirakan AS akan terus dilibatkan oleh Israel dalam konflik dengan Iran.
"Membangun kerja sama dengan AS secara ideal baik, tetapi apakah kita siap untuk mendapatkan keuntungan dari kerja sama itu," ujarnya.
Baca juga: Tingkatkan Daya Saing Anak Bangsa, Lestari Moerdijat Bicara soal Pemerataan Mutu Pendidikan
Apalagi, jelas Suzie, hubungan Indonesia dengan Tiongkok saat ini sangat erat. Suzie berpendapat Indonesia jangan berharap terlalu tinggi terhadap pemerintahan Trump.
Dosen Hubungan International Universitas Islam Internasional Indonesia, Moch Faisal Karim mengungkapkan pada pemilihan kali ini Trump mendapat mandat yang kuat dari rakyat AS, karena Trump memenangi electoral vote sekaligus popular vote.
Apalagi, tambah dia, di Kongres dan Senat juga dikuasai oleh Partai Republik, yang akan mempermudah pemerintahan Trump dalam menerapkan sejumlah kebijakan.
Menurut Faisal, penerapan kebijakan tarif terhadap sejumlah barang impor di AS akan berdampak pada produk-produk ekspor dari Indonesia.
Kebijakan tersebut, jelas Faisal, juga akan berdampak pada relokasi sejumlah pabrik yang menghasilkan berbagai produk dari Tiongkok.
Kondisi ini, tambah dia, bisa membuka peluang bagi Indonesia mendapatkan limpahan permintaan produk yang biasa dipasok dari Tiongkok.
Meski begitu, Faisal menyarankan, agar Indonesia tetap berhati-hati dalam menyikapi kebijakan tarif AS yang berpotensi menciptakan volatilitas pada sektor perdagangan.
Menurut Faisal, Indonesia harus mampu meningkatkan investasi asing langsung di dalam negeri. Selain itu, tegas dia, fleksibilitas dalam membangun hubungan dengan AS dan Tiongkok juga harus dijaga.