Upaya Pemprov DKI Berikan Layanan Inklusif untuk Dorong Siswa Disabilitas Mandiri dan Kompeten
Sejumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berada dalam naungan Disdik Provinsi DKI Jakarta pun sudah mulai menyalurkan tenaga kerja ke perusahaan.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya menghadirkan program dan layanan inklusif bagi penyandang disabilitas. Misalnya, lewat program pelatihan keterampilan bagi anak berkebutuhan khusus.
“Kami menerapkan pola peningkatan pendidikan dan keterampilan untuk penyandang disabilitas melalui praktik atau pelatihan yang dilaksanakan berkelanjutan dan tidak hanya selesai dalam waktu singkat. Hal ini mengingat karakteristik dan keterbatasan mereka, baik yang mempunyai hambatan dalam berpikir maupun berkomunikasi,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta Purwosusilo.
Idealnya, waktu yang dibutuhkan di setiap program pelatihan keterampilan selama 20 hari, mulai pukul 09.00 WIB sampai 16.00 WIB. Lama waktu pelatihan ini mengikuti model pelatihan yang sudah dilaksanakan Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi bagi penyandang disabilitas.
Untuk menjalankan program pelatihan bagi penyandang disabilitas di satuan pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB), Disdik DKI Jakarta berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kebudayaan, perusahaan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau lembaga nirlaba atau yayasan.
Sejauh ini, ada beberapa pelatihan yang telah dilaksanakan, yaitu pelatihan kain ecoprint komunitas ecoprint kolaborasi dengan Pertamina, pelatihan pendingin udara (Air Conditioner/AC) oleh PPKD kolaborasi dengan Pertamina, pelatihan tata boga (roti kopi) kolaborasi dengan Pertamina Lubricant Jakarta, dan pelatihan Cloud Computing bagi siswa dan guru yang dilaksanakan setiap tahun bekerja sama dengan AWS dan Yayasan Sagasitas.
“Pelatihan ini bertujuan agar peserta didik penyandang tunagrahita dan tunarungu mempunyai keterampilan dalam bidang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi),” ujarnya.
Sejak 2023 lalu, peserta didik penyandang disabilitas yang sudah mendapat program pendidikan dan pelatihan ini mencapai 40 orang. Sejumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berada dalam naungan Disdik Provinsi DKI Jakarta pun sudah mulai menyalurkan tenaga kerja ke perusahaan.
Seperti peserta pelatihan angkatan pertama, Hazmi Mushoffa, dari SLB Negeri 4 Jakarta yang sudah diterima bekerja di PT Pertamina Lubricant, Jakarta, dengan hak dan fasilitas yang sama seperti karyawan pada umumnya.
Begitu pula Wisnu Andika, penyandang disabilitas tunagrahita yang diterima bekerja di PT Hansae. Ia diterima bersama beberapa peserta didik disabilitas lainnya dari SLB Negeri 4 Jakarta.
Baca juga: Aturan Baru Pemprov DKI: Reklame Nama Usaha Tidak Kena Pajak Asalkan Tinggi Maksimal 15 Meter
Tak hanya memberikan keterampilan dan menyalurkan para penyandang disabilitas ini ke perusahaan, Disdik Provinsi DKI Jakarta pun mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang ingin membuka usaha sendiri.
Mulai dari pendampingan dalam pemasaran dan promosi produk. Pendampingan ini dilakukan kepada peserta didik terkait bagaimana mengenalkan dan memasarkan produk mereka kepada konsumen atau masyarakat.
“Kami juga memberikan pendampingan dalam pembuatan media promosi yang menarik minat konsumen, baik digital maupun non-digital,” tuturnya.
Disdik Provinsi DKI Jakarta melakukan pula pembinaan dan pendampingan tentang manajemen pengelolaan usaha yang profesional, efektif, serta efisien. Pun membangun jejaring dan kemitraan dengan sejumlah pihak dalam berbagai informasi, peningkatan kualitas produk, penyediaan bahan, pemasaran produk, serta jasa.
Berbagai upaya Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong siswa disabilitas mandiri dan kompetitif ini pun diapresiasi Anggota DPRD DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina. Ia berharap, pemerintah daerah bisa terus konsisten dalam menghadirkan layanan dan program inklusif bagi warga berkebutuhan khusus.
“Apresiasi kami berikan kepada Pemprov DKI Jakarta. Harapannya, ini terus dilakukan untuk menciptakan Jakarta yang inklusif bagi siapapun,” katanya.
Baca juga: Heritage Bergaya Art Deco, Pemprov DKI Tetapkan Bangunan Tua Peruri Jadi Cagar Budaya