Aksi Ubah Limbah Jadi Cuan dengan Manfaatkan Urban Farming oleh Kelompok Tani Kebun Botol Malang
Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah limbah plastik galon bening berbahan Polyethylene Terephthalate (PET) yang bisa didaur ulang
Penulis: Fransisca Andeska
TRIBUNNEWS.COM - Sebagian masyarakat Indonesia kini mulai menyadari pentingnya pengelolaan sampah, terlebih adanya peluang untuk menghasilkan ladang cuan dari limbah, termasuk limbah plastik. Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah limbah plastik galon bening berbahan Polyethylene Terephthalate (PET) yang bisa didaur ulang menjadi banyak inovasi.
Seperti yang dilakukan oleh warga di Jalan Tlogomas RT 6 RW 5 Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang yang memanfaatkan pekarangan atau lahan kosong di sekitar rumah, di tengah padatnya bangunan pemukiman dan perkantoran sebagai urban farming (pertanian perkotaan).
Dengan memanfaatkan lahan sempit dan limbah galon, sebanyak 44 warga yang tergabung dalam kelompok tani Kebun Botol Malang berhasil menghasilkan cuan. Cuan tersebut didapatkannya dari pemanfaatan limbah galon yang menghasilkan berbagai jenis tanaman sayur dan buah, seperti tomat, cabai, blewah, dan bawang merah prei.
Ketua Kelompok Tani Kebun Botol Malang Didik Mashudi berbagi cerita bagaimana awal mula Kebun Botol Malang ini bisa berdiri. Didik mengatakan, awal mula hadirnya Kebun Botol Malang ini adalah sebagai wadah bagi warga untuk tempat menjalin silaturahmi sekaligus tempat edukasi pertanian.
“Lambat laun, kegiatan yang dibentuknya ini bisa berhasil memberikan keuntungan dan cuan yang lumayan untuk warga yang bergabung dengan kelompok tani tersebut,” ungkap Didik.
Lebih lanjut, Didik mengungkapkan bahwa awalnya menggunakan botol kecil ukuran 1,5 liter bekas air mineral dan berhasil menanam hingga memanen bawang merah, kangkung, dan selada. Merasa usaha yang dibentuknya membuahkan hasil, Didik serta seluruh warga mulai memanfaatkan galon air mineral bekas pakai.
“Di Malang terdapat banyak pelajar dan mahasiswa yang kos dan mereka banyak yang mengonsumsi air mineral. Sayangnya, galon plastik yang digunakan hanya ditimbun dan menjadi limbah saja. Agar tidak mencemari lingkungan, kami memanfaatkan galon ini menjadi pot atau tempat media tanam,” ujar Didik.
Selain membantu mengurangi limbah plastik, kata Didik, pemilihan galon bekas sekali pakai sebagai tempat media tanam juga berhasil membantu warga untuk mendapatkan penghasilan tambahan, di luar penghasilan utamanya.
“Dimulai September 2022, sudah terdapat 1.200 tanaman yang berhasil dibudidayakan oleh Kebun Botol, mulai dari varian cabai tomat, bawang prei, dan blewah. Dalam sekali panen, warga bisa mendapatkan hingga 15 kg tomat dan 10 kg cabai yang dilakukan setiap tiga hari sekali. Kemudian, hasil panen ini dipasarkan ke warga sekitar maupun ke beberapa relasi warga,” kata Didik.Bahkan, tak sedikit warga yang mengaku hadirnya Kebun Botol ini bisa memberikan manfaat dan cuan lebih. Terlebih, kini harga bahan pangan dan bumbu dapur juga masih kerap melambung tinggi dan langka di pasaran.
Yanti, salah satu warga sekaligus turut di dalam kelompok tani Kebun Botol Malang ini mengaku, “Kebun Botol ini bermanfaat untuk membantu perekonomian keluarga. Selain itu, untuk sisi penjualan juga bisa dapat untung. Bahkan, untuk masak di dapur pun mudah, tinggal ambil satu sampai dua buah.”
Penggunaan limbah plastik AMDK sebagai media tanam pun diakui mampu mengurangi biaya operasional kebun. Penggunaan galon pet bekas ini lebih murah jika dibandingkan menggunakan pot plastik yang harga satuan bernilai Rp5 ribu hingga Rp15 ribu tergantung ukurannya.
Saat ini kebun botol terus berkembang, kurang lebih kini ada sebanyak 1.000 galon yang digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman. Warga pun mengaku dengan adanya kebun botol ini bisa memberikan banyak manfaat. Selain itu, warga juga bisa mendapatkan kompensasi apabila berhasil dalam memasarkan hasil panennya.
Memanfaatkan limbah galon plastik PET bersama 1001 Aksi Le Minerale
Dalam mendukung pengurangan limbah plastik di Indonesia, Sustainability Director Tirta Fresindo Jaya Ronald Atmadja mengatakan, galon Le Minerale menggunakan plastik berbahan PET yang secara global diakui sebagai bahan kemasan yang aman dan bisa didaur ulang untuk produk makanan dan nonmakanan.
Diketahui, bahan baku PET yang digunakan Le Minerale diproduksi langsung oleh perusahaan afiliasi untuk tetap menjaga kualitas dan sifat kehigienisan produk. Oleh karena itu, bahan plastik PET Le Minerale bisa didaur ulang menjadi produk turunan yang baru dan sangat beragam.
Tribunnews bersama dengan Le Minerale menggelar kampanye “1001 Aksi Indonesia Jadi Baru Lagi” yang akan mengangkat tema #JadiCuanGakNyampah.
Dalam kesempatan ini, Tribunnews akan mengajak seluruh content untuk membuat konten video di TikTok mengenai manfaat dan keuntungan menggunakan galon Le Minerale. Adapun syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut:
1. Buat video #JadiCuanGakNyampah di akun Tiktok, video bercerita tentang pemanfaatan galon Le Minerale untuk dapat untung! Kamu bisa mengangkat cerita mengenai menjual galon Le Minerale untuk mendapatkan uang, menukar galon Le Minerale melalui Plastic Pay, kisah pengepul yang mendapatkan keuntungan dari menjual galon Le Minerale, dan cerita-cerita menarik lainnya.
2. Upload video di Tiktok dengan caption menarik dan sertakan tagar #JadiCuanGakNyampah
3. Tag @tribunnews dan jangan private akun selama periode kompetisi berlangsung, ya!
4. Periode posting 20 Mei - 31 Mei 2024
4. Dapatkan uang tunai masing-masing 1 juta rupiah untuk 10 pemenang dengan video terbaik!
Melalui program ini diharapkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan memanfaatkan kembali sampah plastik, khususnya galon Le Minerale, dapat terus meningkat.
Selain itu, program ini juga dapat menjadi ruang bagi para content creator untuk berkreasi dan menghasilkan konten yang bermanfaat serta menginspirasi banyak orang.
So, ikuti kampanye "1001 Aksi Indonesia Jadi Baru Lagi" dan tunjukkan kreasi terbaikmu serta dapatkan kesempatan memenangkan hadiah uang tunai senilai 1 juta rupiah.