Bahaya Stunting pada Anak dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Inilah bahaya Stunting untuk anak dalam jangka pendek maupun jangka panjang, kondisi anak ketika balita memiliki tinggi badan dibawah rata-rata.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Inilah bahaya Stunting untuk anak dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Stunting merupakan kondisi ketika balita memiliki tinggi badan di bawah rata-rata.
Kondisi Stunting diakibatkan asupan gizi yang diberikan, dalam waktu yang panjang, tidak sesuai dengan kebutuhan.
Kasus stunting banyak ditemukan di daerah dengan kemiskinan tinggi dan tingkat pendidikan yang rendah.
Permasalah Stunting, menurut data UNICEF didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan.
Kondisi tersebut terjadi pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu mulai janin hingga anak berusia 24 bulan atau 2 tahun.
Baca juga: Makanan Tinggi Protein untuk Mencegah Stunting: Susu, Daging hingga Telur
Mengutip laman Kemenkes, bahaya stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang.
Simak lebih lengkapnya bahaya stunting, yang menyebabkan dampak jangka pendek dan jangka panjang, sebagai berikut.
Bahaya Stunting
1. Dampak Jangka Pendek
- Anak menjadi sering sakit
Daya tahan tubuh anak dengan kondisi stunting lebih lemah jika dibandingkan dengan anak pada umumnya.
Dilansir dari genbest.id, anak akan mudah terserang penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus.
Hal itu terjadi karena daya tahan tubuh mereka rendah, maka proses penyembuhan anak stunting menjadi lebih lama.
Baca juga: Perguruan Tinggi Diminta Berperan Aktif Turunkan Angka Stunting
- Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal anak tidak optimal
Anak yang tumbuh mengidap masalah stunting akan mengalami gangguan perkembangan otak.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia