Bahaya Stunting pada Anak dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Inilah bahaya Stunting untuk anak dalam jangka pendek maupun jangka panjang, kondisi anak ketika balita memiliki tinggi badan dibawah rata-rata.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Arif Fajar Nasucha
Guru Besar Bidang Pendidikan Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu mengatakn, stunting dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia, ketika berada pada usia produktif.
Mengutip dari laman ugm.ac.id, selama periode 1.000 hari pertama itu terdapat kejadian pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh.
Menurut Dr Ova, organ utama yang tumbuh dan berkembang adalah otak yang akan memengaruhi kepandaian atau kemampuan kognitif dari sang anak.
- Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa
Kekurangan gizi kronis sehingga menyebabkan stunting akan menghambat pertumbuhan otot.
Oleh karena itu, perkembangan tubuh anak pun otomatis lebih lambat dari anak-anak seusianya.
Postur tubuh mereka akan lebih pendek dibandingkan pada umumnya.
- Risiko obesitas dan penyakit lainnya
Dampak stunting anak saat dewasa adalah lebih rentan mengalami penyakit tidak menular.
Penyakit tidak menular tersebut bisa berupa diabetes, obesitas, penyakit jantung, kanker, dan hipertensi.
Hal ini disebabkan karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro dalam tubuh tidak terpenuhi secara maksimal.
Alhasil pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.
Mengingat begitu banyak dampak stunting, maka pencegahan stunting menjadi sangat penting.
Baca juga: BKKBN Sebut Stunting Masalah Gizi Terbesar, Perlu Kolaborasi Semua Pihak
Simak langkah-langkah mencegah stunting pada anak, mengutip dari laman resmi Kemenkes, berikut ini.
Cara Mencegah Stunting pada Anak
1. Memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia